BAB I
PENDAHULUAN
Bila
kita melakukan penelitian yang terinci tentang seseorang (individu) atau
sesuatu unit sosial selama kurun waktu tertentu, kita melakukan apa yang
disebut studi kasus. Metode
ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan
yang menyeluruh terhadap perilaku seorang individu (Sevilla dkk., 1993). Di
samping itu, studi kasus juga dapat mengantarkan peneliti memasuki unit-unit
sosial terkecil seperti perhimpunan, kelompok, keluarga, dan berbagai bentuk unit
sosial lainnya. Jadi, studi kasus, dalam khazanah metodologi, dikenal sebagai
suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih
diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat
kontemporer, kekinian.
Sebuah
definisi yang lebih tegas dan bersifat teknis sehingga sangat membantu tentang
studi kasus diberikan oleh Robert Yin (1996), yang menyebutkan bahwa studi
kasus adalah suatu inkuiri empiris yang: menyelidiki fenomena dalam konteks
kehidupan nyata, bilamana; batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak
dengan tegas; dan di mana: multi sumber bukti dimanfaatkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi
kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang
subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad
(1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Sementara Yin
(1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada
ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi
kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang
penting.[1]
Berdasarkan
batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran
penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2)
sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas
sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami
berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
B. Jenis-jenis Studi Kasus
1. Studi kasus kesejarahan mengenai
organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu
tertentu, dengan menelusuri perkembangan organisasinya. Studi ini sering kurang
memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kurang mencukupi untuk
dikerjakan secara minimal.
2. Studi kasus observasi, mengutamakan teknik
pengumpulan datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant
observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu..
Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu
tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok mahasiswa; (c) kegiatan
sekolah.
3. Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba
mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan
kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya mengungkap
konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa
remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
4. Studi kasus kemasyarakatan, merupakan
studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu
lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu
organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
5. Studi kasus analisis situasi, jenis studi
kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian
tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran mahasiswa pada sekolah tertentu, maka
haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari mahasiswa
itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin
tokoh kunci lainnya.
6. Mikroethnografi, merupakan jenis studi
kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu
bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik
pada anak-anak yang sedang belajar menggambar. [2]
C. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
1. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus
hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti
dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses,
dan masvarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal,
sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan
sumber-sumber yang tersedia;
2. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik
dalam pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalam penelitian kasus adalah
observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen
penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan
lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara
serentak;
3. Analisis data: setelah data terkumpul
peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data
menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum
guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis,
kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak
peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul
atau setelah selesai dan lapangan;
4. Perbaikan (refinement): meskipun semua
data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan
penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang
telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa
dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
5. Penulisan laporan: laporan hendaknya
ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau
kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami
seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam
situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.
D. Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik
1. Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang
berkaitan dengan kepentingan umum atau bahkan dengan kepentingan nasional.
2. Batas-batasnya dapat ditentukan dengan
jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh kedalaman dan keluasan data yang
digali peneliti, dan kasusnya mampu diselesaikan oleh penelitinya dengan baik
dan tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan.
3. Mampu mengantisipasi berbagai alternatif
jawaban dan sudut pandang yang berbeda-beda.
4. Studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti
yang paling penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang
tidak mendasarkan prinsip selektifitas.
5. Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik
sehingga mampu terkomunikasi pada pembaca.[3]
E.
Contoh Studi Kasus
Dermawan adalah seorang mahasiswa disebuah
universitas yang ada di Padangsidimpuan. Ia kos di dareah yang dekat dengan
kampus. Derma Sering sekali mengalami kesulitan biaya perkuliahan. Hal itu
membuatnya sering putar otak tujuh keliling untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan kebutuhan perkulihannya. Berangkat dari semangat dan sikap tak
kenal lelah serta putus asa, Menjadikan Ia seorang wirausahawan yang cukup
sukses. Apapun dikerjakannya yang penting halal dan mampu menghasilkan uang.
Bermula dari jual kue dikampus sampai nyuciin baju temen-temannya ia kerjakan
tanpa mengeluh. Dikalangan teman-temannya, Ia dikenal sebagai sosok pekerja
keras, dan supel dalam bergaul. Ia mempunyai seorang teman yang selalu
mensuport Derma setiap mengalami kesulitan. Mereka adalah teman baik sebut saja
namanya Dani. Melihat Derma
adalah seorang pekerja keras, Dani menyarankan kepada Derma untuk membuat
usaha. Dani cukup paham dengan keterbatasan modal yg dimilki oleh Drma.
Kebetulan Dani adalah orang yg cukup berada, Ia bersedia meminjamkan modal kepada
Derma. Derma sangat senang, Ia pun segera mencari peluang bisnis yg tepat untuk
dijalankan.
Derma
berpikir bahwa memulai usaha mandiri di bidang makanan tampaknya memiliki
prospek yg bagus, karena menurutnya industri makanan adalah yg paling mampu
bertahan dalam kondisi perekonomian yg labil sekalipun. Nah, dari situ Ia mulai
mencari banyak informasi dan peluang bisnis yang tepat dibidang makanan dan
juga mencari informasi tentang manajemen berwirausaha dalam bidang makanan siap
saji. Nah, akhirnya Derma menemukan ide, Untuk buka usaha penjualan bubur.
Selain itu Ia mempertimabangkan Jika jualan bubur dapat dilakukan pada pagi
hari dan malam hari saja. Sangat cocok disesuaikan dengan jadwal perkuliahannya
selain itu tepat sekali dengan kebutuhan target konsumen yg ditetapkan oleh
Derma adalah mahamahasiswa. Setelah meninjau dari berbagai aspek dan
benar-benar yakin. Tanpa pikir panjang Dermapun langsung merealisasikan idenya
tersebut dengan anggaran biaya yang Ia peroleh melalui pinjaman dari Dani. Ia
menyewa ruko kecil di dekat kos-kosannya yg cukup ramai yg dianggapnya cukup
strategis. Dengan perincian investasi awal sbb:
1.
pengadaan
bahan baku:
2.
Persediaan
gudang bahan baku:
3.
Tenaga
kerja:
4.
Biaya
Operasional:
5.
Sewa
gedung:
Keterangan: penjulan rata-rata 50
mangkuk/hari dengan harga 5000/mangkuk. Karena termasuk kelas bisnis kecil
menengah, maka usaha tidak dikanakan pajak.
Ia sangat
semangat sekali menjalani usaha penjualan bubur tersebut. Hasilnya dalam 3
bulan sudah cukup lumayan. Namun, Derma merasa kewalahan mengurus sekaligus
memanajemen usahanya sendirian. Tetapi setelah menginjak bulan ke-5. pembeli
mulai berkurang.
Derma menyampaikan masalah tersebut kepada Dani. Dani menyarankan agar usaha penjualan bubur tersebut jangan tanggung-tanggung sekalian saja buat usaha besar, Kepercayaan Dani kepada Derma sangat besar, hingga bersedia mencairkan dana kembali dari kantongnya untuk membantu usaha Derma.
Berdasarkan kasus di atas coba identipikasi, apakah yang perlu dilakukan oleh Derma agar usahanya tersebut banyak diminati oleh konsumen. Buatlah rencana strategi yang tepat terkait dengan usaha tersebut. Sesuai dengan berbagai topik yang telah dipelajari dalam mata kuliah kewirausahaan, namun tetap memperhatikan aspek-aspek etika dalam berbisnis!
Sealin itu coba perhitungkan bagaimana prospek penjualan bubur tersebut bila dilihat dari hasil perhitungan Net Present Value (NPV), dan Pay Back Period (PBP).
Derma menyampaikan masalah tersebut kepada Dani. Dani menyarankan agar usaha penjualan bubur tersebut jangan tanggung-tanggung sekalian saja buat usaha besar, Kepercayaan Dani kepada Derma sangat besar, hingga bersedia mencairkan dana kembali dari kantongnya untuk membantu usaha Derma.
Berdasarkan kasus di atas coba identipikasi, apakah yang perlu dilakukan oleh Derma agar usahanya tersebut banyak diminati oleh konsumen. Buatlah rencana strategi yang tepat terkait dengan usaha tersebut. Sesuai dengan berbagai topik yang telah dipelajari dalam mata kuliah kewirausahaan, namun tetap memperhatikan aspek-aspek etika dalam berbisnis!
Sealin itu coba perhitungkan bagaimana prospek penjualan bubur tersebut bila dilihat dari hasil perhitungan Net Present Value (NPV), dan Pay Back Period (PBP).
jawab:
Melihat
semangat Derma yang cukup besar itu merupakan modal utama dalam melakukan usaha
dalam bidang apapun. Namun, sebaiknya dibarengi dengan pengetahuan dan
ethuisme. Agar adanya tembok pertahanan yang baik ketika terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan, seperti kehilangan pelanggan atau bahkan mengalami
vailid. Dalam kasus di atas sudah cukup menggambarkan bahwa Derma termasuk memilki
kriteria enterpreneurship. Namun dalam menjalankan bisnisnya tersebut, Ia harus
memilki strategi yang tepat agar mampu mendatangkan keuntungan yang dalam
jumlah besar. Karena pada dasarnya kegiatan usaha tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk mencari keuntungan berupa materi khususnya.
Keuntungan
sangat ditetentukan oleh keloyalitasan dari para konsumen. Nah, berdasarkan
kasus diatas, kita harus mampu membuat strategi yang tepat untuk memperoleh
atau mempertahankan keloyalitasan dari konsumen? Bagaimanakah caranya?
Seperti kita
ketahui bahwa, Apabila kita berkecimpung disektor bisnis, kita banyak dituntut
lingkungan untuk terus berinisiatif, kreatif, dinamis, agresif dan selalu harus
mampu mengantisipasi tuntutan lingkungan yang terus bertumbuh. ini semua justru
mematangkan pola berpikir dan kehidupan kita untuk terus menempa jiwa
wiraswasta kita. Sektor bisnis yang sangat kompetitif dan peka terhadap
pengaruh lingkungan, mutlak membutuhkan manusia wiraswasta, yang memiliki
dinamika, motivasi, kreativitas dan inisiatif nyata.
Kita harus
paham tentang keinginan konsumen. Dimana Konsumen memiliki tuntutan yang
semakin tinggi, dan menginginkan sesuatu yang baru, berbeda dan menarik.
Kompetisi kian meruncing diberbagai lini bisnis dan hanya dengan memberikan ide-ide
baru kita dapat mempertahankan dan menarik klien lebih banyak. Menurut saya
Derma harus membuat strategi yg berkompeten. Meliputi kegiatan pokok yaitu
Manajemen, Pemasaran, Keuangan/Akuntansi, Produksi/Operasi, Riset dan
pengembangan usaha adalah:
Pertama
tentukan target konsumen dan pemilihan lokasi yang strategis, sesuaikan harga
dengan target yang ingin diperoleh dan lakukan promosi. Ini adalah langkah
pertama yg perlu dilakukan. Terkait dengan kasus diatas menurut saya, pemilihan
lokasi sudah tepat, yaitu sesuai dengan target konsumen yang ingin diperoleh
yaitu mahamahasiswa. Namun, mengapa pelanggan lama-kelamaan berkurang, hal ini
terkait dengan keinginan konsumen yang selalu menginginkan sesuatu yang berbeda
(unik) dan tidak membosankan. Derma bisa membuat trik dengan cara
mendispersifikasikan bubur tersebut, misalnya dengan cara menawarkan produk yg
sama yakni ”bubur” tetapi dengan menu yang bervariasi, misalnya bubur dengan
rasa buah-buahan, Rasa daging, dan rasa sayur-sayuran. Misalnya saja bubur
ketan stawbery, bubur ketan nenas, durian, mangga, atau lainnya yang memilki
peluang yang cukup besar di pasaran. Seperti yg disarankan oleh Dani, menurut
saya hal tersebut tepat untuk dilakukan jangan membuat usaha ini
tanggung-tanggung. Apabila usaha ini dikembangkan tampaknya dapat memperoleh
sambutan yang baik dari para konumen (masyarakat luas bukan saja mahamahasiswa).
Sebagai contoh ketika kita jalan-jalan di Mal. Sulit
rasanya bahkan tidak ada sama sekali counter-counter yg menjual bubur dengan
aneka rasa yang tentunya bergizi dan bernutrisi yang sangat bermanfaat untuk
menjaga kesehatan. Selain itu
jangan lupa membuat merek produk yang unik dan mudah diingat oleh orang.
Menurut saya Derma bisa memberi nama ”BUBA-BUBA”. Kesimpulannya adalah jangan
membuat sesuatu yang itu -itu saja. Ciptakan sesuatu yang baru yang mampu
menembus pasar (peluang yang ada). Hal terebut diatas sekaligus usaha yg perlu
dilakukan dalam pengembangan usaha.
Mengenai
modal sudah cukup terbuka dengan penawaran yang ditawarkan oleh Dani kepada
Damar. Nah selain itu sistem manajemen sebaiknay Derma tidak usah terjun
langsung ke lapangan, cukup sebagai koordinatornya saja. Derma cukup
memperkerjakan orang lain. Namun tetap dengan kendali dari Derma. Keuntungan
menjadi berlipat ganda. Derma dapat kuliah dengan tenang. Tanpa harus melayani
konsumen secara langsung. Segala urusan akan menjadi lebih mudah untuk di
manajemen.
Apabila benar
ingin mengembangkan usahanya tersebut, sebaiknya lakukanlah langkah-langkah yang
telah disebutkan. Dan jangan lupa untuk melakukan Pemasaran. Karena promosi
merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun
produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk
meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Berikut adalah beberapa ide yang
dapat digunakan oleh usaha kecil-menengah dalam menarik konsumen.
Kartu bisnis
cukup murah untuk diproduksi dan kita dapat menggunakannya sebagai alat
marketing yang efektif. Kita dapat menambahkan kupon dibelakangnya, sehingga
jika mereka membawa kartu tersebut, mereka akan mendapatkan diskon. Kita juga
dapat meletakkan iklan di even yang menarik banyak orang. Buatlah kartu tersebut
terlihat profesional dan didesain dengan baik, dengan teks yang mendorong orang
untuk mengunjungi usaha anda (dalam membuat iklan harus jujur, sesuai dengan
kenyataan), Kemudian, sebarkan sebanyak mungkin. Letakkan di tempat yang
strategis.
Di lain pihak
tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha
untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha.
Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena
pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada
calon pelanggan baru. Maka pastikan karyawan yang dipekerjakan oleh Derma
sebaiknya, memilki kemampuan memberikan pelayanan yang sebaik mungkin. Misalnya
segera melayani ketika konsumen datang, memberikan senyum, ciptakan image
toko yang nyaman (bersih, rapi, dapat diberikan alaunan musik yang slowly atau
lainnya), kemudian bisa juga apabila bubur yang dibeli tumpah, tanpa
mempertanyakan maka segera diganti tanpa membayar, ini bisa menjadi nilai plus
bagi konsumen. Oleh karena itu ciptakan suasana toko yang seunik mungkin dan berikan
pelayanan terbaik. Sebaiknya sediakan juga layanan pemesanan lewat telepon dan
antar.
Terakhir,
anda dapat melakukan promosi silang dengan bisnis lainnya. Ini merupakan salah
satu metode iklan yang paling powerful. Jika anda dapat menemukan bisnis lokal
lainnya yang baik dengan anda, anda dapat menawarkan mempromosikan mereka jika
mereka mempromosikan anda. Ini adalah beberapa cara mengiklankan bisnis anda. Contohnya
dengan bekerja sama dengan PT. Sosro, saya rasa ini merupakan pilihan yang
tepat. Karena banyak masyarakat yang menyukai produk PT. Sosro, mialnya teh
Botol. Namun, anda juga harus tetap kreatif. Bisnis yang paling berhasil adalah
yang tahu bagaimana mengisi pasar dengan cara baru dan kreativitas.[4]
BAB III
PENUTUP
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara
rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan
dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus
meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan
dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu
totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk
memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
Jenis-jenis Studi Kasus
- Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi,
- Studi kasus observasi,
- Studi kasus sejarah hidup,
- Studi kasus kemasyarakatan,
- Studi kasus analisis situasi,
- Mikroethnografi,
Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
- Pemilihan kasus
- Pengumpulan data
- Analisis data
- Perbaikan (refinement)
- Penulisan laporan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar