Translate

Selasa, 25 Desember 2012

STUDI KASUS


BAB I
PENDAHULUAN

Bila kita melakukan penelitian yang terinci tentang seseorang (individu) atau sesuatu unit sosial selama kurun waktu tertentu, kita melakukan apa yang disebut studi kasus. Metode ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan yang menyeluruh terhadap perilaku seorang individu (Sevilla dkk., 1993). Di samping itu, studi kasus juga dapat mengantarkan peneliti memasuki unit-unit sosial terkecil seperti perhimpunan, kelompok, keluarga, dan berbagai bentuk unit sosial lainnya. Jadi, studi kasus, dalam khazanah metodologi, dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer, kekinian.
Sebuah definisi yang lebih tegas dan bersifat teknis sehingga sangat membantu tentang studi kasus diberikan oleh Robert Yin (1996), yang menyebutkan bahwa studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang: menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bilamana; batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas; dan di mana: multi sumber bukti dimanfaatkan.

 BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Studi Kasus
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Sementara Yin (1987) memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang penting.[1]
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
B.     Jenis-jenis Studi Kasus
1.      Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi, dipusatkan pada perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dengan menelusuri perkembangan organisasinya. Studi ini sering kurang memungkinkan untuk diselenggarakan, karena sumbernya kurang mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
2.      Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya melalul observasi peran-senta atau pelibatan (participant observation), sedangkan fokus studinya pada suatu organisasi tertentu.. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu kelompok mahasiswa; (c) kegiatan sekolah.
3.      Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu onang dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama dengan kepemilikan sejarah yang khas. Wawancara sejarah hiclup biasanya mengungkap konsep karier, pengabdian hidup seseorang, dan lahir hingga sekarang. masa remaja, sekolah. topik persahabatan dan topik tertentu lainnya.
4.      Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus kemasyarakatan (community study) yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga atau masyarakat sekitar (kornunitas), bukannya pada satu organisasi tertentu bagaimana studi kasus organisasi dan studi kasus observasi.
5.      Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu. Misalnya terjadinya pengeluaran mahasiswa pada sekolah tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak yang terkait, mulai dari mahasiswa itu sendiri, teman-temannya, orang tuanya, kepala sekolah, guru dan mungkin tokoh kunci lainnya.
6.      Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada unit organisasi yang sangat kecil, seperti suatu bagian sebuah ruang kelas atau suatu kegiatan organisasi yang sangat spesifik pada anak-anak yang sedang belajar menggambar. [2]

C.    Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
1.      Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit  sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-sumber yang tersedia;
2.      Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalam penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak;
3.      Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan;
4.      Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya clilakukan penvempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada;
5.      Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.
D.    Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik
1.      Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan kepentingan umum atau bahkan dengan kepentingan nasional.
2.      Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini juga ditunjukkan oleh kedalaman dan keluasan data yang digali peneliti, dan kasusnya mampu diselesaikan oleh penelitinya dengan baik dan tepat meskipun dihadang oleh berbagai keterbatasan.
3.      Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut pandang yang berbeda-beda.
4.      Studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang paling penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti maupun yang tidak mendasarkan prinsip selektifitas.
5.      Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu terkomunikasi pada pembaca.[3]

E.     Contoh Studi Kasus
Dermawan adalah seorang mahasiswa disebuah universitas yang ada di Padangsidimpuan. Ia kos di dareah yang dekat dengan kampus. Derma Sering sekali mengalami kesulitan biaya perkuliahan. Hal itu membuatnya sering putar otak tujuh keliling untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan perkulihannya. Berangkat dari semangat dan sikap tak kenal lelah serta putus asa, Menjadikan Ia seorang wirausahawan yang cukup sukses. Apapun dikerjakannya yang penting halal dan mampu menghasilkan uang. Bermula dari jual kue dikampus sampai nyuciin baju temen-temannya ia kerjakan tanpa mengeluh. Dikalangan teman-temannya, Ia dikenal sebagai sosok pekerja keras, dan supel dalam bergaul. Ia mempunyai seorang teman yang selalu mensuport Derma setiap mengalami kesulitan. Mereka adalah teman baik sebut saja namanya Dani. Melihat Derma adalah seorang pekerja keras, Dani menyarankan kepada Derma untuk membuat usaha. Dani cukup paham dengan keterbatasan modal yg dimilki oleh Drma. Kebetulan Dani adalah orang yg cukup berada, Ia bersedia meminjamkan modal kepada Derma. Derma sangat senang, Ia pun segera mencari peluang bisnis yg tepat untuk dijalankan.
Derma berpikir bahwa memulai usaha mandiri di bidang makanan tampaknya memiliki prospek yg bagus, karena menurutnya industri makanan adalah yg paling mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yg labil sekalipun. Nah, dari situ Ia mulai mencari banyak informasi dan peluang bisnis yang tepat dibidang makanan dan juga mencari informasi tentang manajemen berwirausaha dalam bidang makanan siap saji. Nah, akhirnya Derma menemukan ide, Untuk buka usaha penjualan bubur. Selain itu Ia mempertimabangkan Jika jualan bubur dapat dilakukan pada pagi hari dan malam hari saja. Sangat cocok disesuaikan dengan jadwal perkuliahannya selain itu tepat sekali dengan kebutuhan target konsumen yg ditetapkan oleh Derma adalah mahamahasiswa. Setelah meninjau dari berbagai aspek dan benar-benar yakin. Tanpa pikir panjang Dermapun langsung merealisasikan idenya tersebut dengan anggaran biaya yang Ia peroleh melalui pinjaman dari Dani. Ia menyewa ruko kecil di dekat kos-kosannya yg cukup ramai yg dianggapnya cukup strategis. Dengan perincian investasi awal sbb:
1.      pengadaan bahan baku:
2.      Persediaan gudang bahan baku:
3.      Tenaga kerja:
4.      Biaya Operasional:
5.      Sewa gedung:
Keterangan: penjulan rata-rata 50 mangkuk/hari dengan harga 5000/mangkuk. Karena termasuk kelas bisnis kecil menengah, maka usaha tidak dikanakan pajak.
Ia sangat semangat sekali menjalani usaha penjualan bubur tersebut. Hasilnya dalam 3 bulan sudah cukup lumayan. Namun, Derma merasa kewalahan mengurus sekaligus memanajemen usahanya sendirian. Tetapi setelah menginjak bulan ke-5. pembeli mulai berkurang.
Derma menyampaikan masalah tersebut kepada Dani. Dani menyarankan agar usaha penjualan bubur tersebut jangan tanggung-tanggung sekalian saja buat usaha besar, Kepercayaan Dani kepada Derma sangat besar, hingga bersedia mencairkan dana kembali dari kantongnya untuk membantu usaha Derma.
Berdasarkan kasus di atas coba identipikasi, apakah yang perlu dilakukan oleh Derma agar usahanya tersebut banyak diminati oleh konsumen. Buatlah rencana strategi yang tepat terkait dengan usaha tersebut. Sesuai dengan berbagai topik yang telah dipelajari dalam mata kuliah kewirausahaan, namun tetap memperhatikan aspek-aspek etika dalam berbisnis!
Sealin itu coba perhitungkan bagaimana prospek penjualan bubur tersebut bila dilihat dari hasil perhitungan Net Present Value (NPV), dan Pay Back Period (PBP).

jawab:
Melihat semangat Derma yang cukup besar itu merupakan modal utama dalam melakukan usaha dalam bidang apapun. Namun, sebaiknya dibarengi dengan pengetahuan dan ethuisme. Agar adanya tembok pertahanan yang baik ketika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, seperti kehilangan pelanggan atau bahkan mengalami vailid. Dalam kasus di atas sudah cukup menggambarkan bahwa Derma termasuk memilki kriteria enterpreneurship. Namun dalam menjalankan bisnisnya tersebut, Ia harus memilki strategi yang tepat agar mampu mendatangkan keuntungan yang dalam jumlah besar. Karena pada dasarnya kegiatan usaha tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencari keuntungan berupa materi khususnya.
Keuntungan sangat ditetentukan oleh keloyalitasan dari para konsumen. Nah, berdasarkan kasus diatas, kita harus mampu membuat strategi yang tepat untuk memperoleh atau mempertahankan keloyalitasan dari konsumen? Bagaimanakah caranya?
Seperti kita ketahui bahwa, Apabila kita berkecimpung disektor bisnis, kita banyak dituntut lingkungan untuk terus berinisiatif, kreatif, dinamis, agresif dan selalu harus mampu mengantisipasi tuntutan lingkungan yang terus bertumbuh. ini semua justru mematangkan pola berpikir dan kehidupan kita untuk terus menempa jiwa wiraswasta kita. Sektor bisnis yang sangat kompetitif dan peka terhadap pengaruh lingkungan, mutlak membutuhkan manusia wiraswasta, yang memiliki dinamika, motivasi, kreativitas dan inisiatif nyata.
Kita harus paham tentang keinginan konsumen. Dimana Konsumen memiliki tuntutan yang semakin tinggi, dan menginginkan sesuatu yang baru, berbeda dan menarik. Kompetisi kian meruncing diberbagai lini bisnis dan hanya dengan memberikan ide-ide baru kita dapat mempertahankan dan menarik klien lebih banyak. Menurut saya Derma harus membuat strategi yg berkompeten. Meliputi kegiatan pokok yaitu Manajemen, Pemasaran, Keuangan/Akuntansi, Produksi/Operasi, Riset dan pengembangan usaha adalah:
Pertama tentukan target konsumen dan pemilihan lokasi yang strategis, sesuaikan harga dengan target yang ingin diperoleh dan lakukan promosi. Ini adalah langkah pertama yg perlu dilakukan. Terkait dengan kasus diatas menurut saya, pemilihan lokasi sudah tepat, yaitu sesuai dengan target konsumen yang ingin diperoleh yaitu mahamahasiswa. Namun, mengapa pelanggan lama-kelamaan berkurang, hal ini terkait dengan keinginan konsumen yang selalu menginginkan sesuatu yang berbeda (unik) dan tidak membosankan. Derma bisa membuat trik dengan cara mendispersifikasikan bubur tersebut, misalnya dengan cara menawarkan produk yg sama yakni ”bubur” tetapi dengan menu yang bervariasi, misalnya bubur dengan rasa buah-buahan, Rasa daging, dan rasa sayur-sayuran. Misalnya saja bubur ketan stawbery, bubur ketan nenas, durian, mangga, atau lainnya yang memilki peluang yang cukup besar di pasaran. Seperti yg disarankan oleh Dani, menurut saya hal tersebut tepat untuk dilakukan jangan membuat usaha ini tanggung-tanggung. Apabila usaha ini dikembangkan tampaknya dapat memperoleh sambutan yang baik dari para konumen (masyarakat luas bukan saja mahamahasiswa). Sebagai contoh ketika kita jalan-jalan di Mal. Sulit rasanya bahkan tidak ada sama sekali counter-counter yg menjual bubur dengan aneka rasa yang tentunya bergizi dan bernutrisi yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Selain itu jangan lupa membuat merek produk yang unik dan mudah diingat oleh orang. Menurut saya Derma bisa memberi nama ”BUBA-BUBA”. Kesimpulannya adalah jangan membuat sesuatu yang itu -itu saja. Ciptakan sesuatu yang baru yang mampu menembus pasar (peluang yang ada). Hal terebut diatas sekaligus usaha yg perlu dilakukan dalam pengembangan usaha.
Mengenai modal sudah cukup terbuka dengan penawaran yang ditawarkan oleh Dani kepada Damar. Nah selain itu sistem manajemen sebaiknay Derma tidak usah terjun langsung ke lapangan, cukup sebagai koordinatornya saja. Derma cukup memperkerjakan orang lain. Namun tetap dengan kendali dari Derma. Keuntungan menjadi berlipat ganda. Derma dapat kuliah dengan tenang. Tanpa harus melayani konsumen secara langsung. Segala urusan akan menjadi lebih mudah untuk di manajemen.
Apabila benar ingin mengembangkan usahanya tersebut, sebaiknya lakukanlah langkah-langkah yang telah disebutkan. Dan jangan lupa untuk melakukan Pemasaran. Karena promosi merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha. Berikut adalah beberapa ide yang dapat digunakan oleh usaha kecil-menengah dalam menarik konsumen.
Kartu bisnis cukup murah untuk diproduksi dan kita dapat menggunakannya sebagai alat marketing yang efektif. Kita dapat menambahkan kupon dibelakangnya, sehingga jika mereka membawa kartu tersebut, mereka akan mendapatkan diskon. Kita juga dapat meletakkan iklan di even yang menarik banyak orang. Buatlah kartu tersebut terlihat profesional dan didesain dengan baik, dengan teks yang mendorong orang untuk mengunjungi usaha anda (dalam membuat iklan harus jujur, sesuai dengan kenyataan), Kemudian, sebarkan sebanyak mungkin. Letakkan di tempat yang strategis.
Di lain pihak tanpa pelayanan yang baik kepada pelanggan maka akan sangat sukar suatu usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal yang merupakan kunci perkembangan usaha. Dengan pelanggan yang loyal maka pekerjaan pemasaran akan lebih mudah karena pelayanan yang baik akan menciptakan product brand yang baik kepada calon pelanggan baru. Maka pastikan karyawan yang dipekerjakan oleh Derma sebaiknya, memilki kemampuan memberikan pelayanan yang sebaik mungkin. Misalnya segera melayani ketika konsumen datang, memberikan senyum, ciptakan image toko yang nyaman (bersih, rapi, dapat diberikan alaunan musik yang slowly atau lainnya), kemudian bisa juga apabila bubur yang dibeli tumpah, tanpa mempertanyakan maka segera diganti tanpa membayar, ini bisa menjadi nilai plus bagi konsumen. Oleh karena itu ciptakan suasana toko yang seunik mungkin dan berikan pelayanan terbaik. Sebaiknya sediakan juga layanan pemesanan lewat telepon dan antar.
Terakhir, anda dapat melakukan promosi silang dengan bisnis lainnya. Ini merupakan salah satu metode iklan yang paling powerful. Jika anda dapat menemukan bisnis lokal lainnya yang baik dengan anda, anda dapat menawarkan mempromosikan mereka jika mereka mempromosikan anda. Ini adalah beberapa cara mengiklankan bisnis anda. Contohnya dengan bekerja sama dengan PT. Sosro, saya rasa ini merupakan pilihan yang tepat. Karena banyak masyarakat yang menyukai produk PT. Sosro, mialnya teh Botol. Namun, anda juga harus tetap kreatif. Bisnis yang paling berhasil adalah yang tahu bagaimana mengisi pasar dengan cara baru dan kreativitas.[4]

 BAB III
PENUTUP

Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
Jenis-jenis Studi Kasus
  1. Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi,
  2. Studi kasus observasi,
  3. Studi kasus sejarah hidup,
  4. Studi kasus kemasyarakatan,
  5. Studi kasus analisis situasi,
  6. Mikroethnografi,
Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
  1. Pemilihan kasus
  2. Pengumpulan data
  3. Analisis data
  4. Perbaikan (refinement)
  5. Penulisan laporan



[1] M. Tacob Ibrahim, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, hlm. 178.
[2] http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/metode-penelitian-studi-kasus/
[3] http://tutorialpenelitian.blogspot.com/2009/08/metode-penelitian-studi-kasus.html
[4] http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/study-kasus-kewirausahaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar