Kebijakan moneter
adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang
diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar. Dalam bab ini
akan membahas tentang tingkat suku bunga yang mempengaruhi terutama investasi
serta konsumsi. Tingat bunga ini dianggap sebagai hhasil kebijakan moneter
(perubahan penawaran uang). Perubahan dalam tingkat bunga akan mengubah jumlah
permintaan investasi yang terbentuk dan pada akhirnya terjadi perubahan tingkat
pendapatan nasional.
Tingkat bunga merupakan
salah satu faktor yang dominan dalam mempengaruhi perekonomian. Dimana tingkat
bunga merupakan biaya meminjam uang bukan biaya membeli uang.
Dalam makalah ini, kami
akan membahas mengenai Tingkat Suku Bunga yang meliputi Pengertian, Suku bunga
atas Pinjaman, Faktor-faktor yang Menentukan Tingat Suku Bunga, dan Peran
Tingkat Suku Bunga Dalam Perekonomian.
A.
Pengertian
Bunga adalah
harga yang dibayarkan bagi penggunaan sumber daya secara temporer, dan jumlah
pinjaman adalah prinsipalnya. Suku bunga adalah harga yang dibayar “peminjam”
(debitur) kepada pihak yang "meminjamkan” (kreditur) untuk pemakaian
sumber daya selama interval waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang diberikan
disebut prinsipal, dan harga yang
dibayar biasanya diekspresikan sebagai persentase dari prinsipal per unit waktu
(umumnya setahun).
Suku bunga
menyediakan jangkar bagi suku bunga-suku bunga yang lain, yaitu suku bunga riil
jangka pendek yang bebas risiko. Yang dimaksud dengan suku bunga riil adalah suku bunga yang akan berlaku dalam
perekonomian jika harga rata-rata barang dan jasa diperkirakan tetap konstan
selama usia pinjaman. Yang dimaksud dengan suku
bunga bebas-risiko aalah suku bunga pinjaman dimana peminjamnya tidak akan
gagal memenuhi kewajiban apa pun. Yang dimaksud dengan jangka pendek adalah
suku bunga dari pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.[1]
B.
Suku
Bunga atas Pinjaman
Suku bunga atas
pinjaman tidak mengandung premi atas risiko kegagalan (default risk) karena perusahaan-perusahaan peminjam diasumsikan
akan mampu memenuhi semua kewajibannya
1.
Keputusan untuk menabung dan meminjam
Faktor
utama yang memengaruhi keputusan untuk menabung adalah preferennsi pilihan
waktu marginal (marginal rate of time
preference) seorang individu, yaitu kemauan untuk menukarkan sebagian
konsumsi sekarang dengan konsumsi dimasa depan. Faktor lain yang memengaruhi
keputusan untuk menabung adalah penghasilan dan balas jasa (kompensasi) bagi
tabungan.
Faktor
penting yang mempengaruhi keputusan mengenai peminjaman adalah keuntungan dari
investasi, yaitu selisih positif antara sumber daya yang digunakan oleh suatu
proses dengan total sumber daya yang akan dihasilkan di masa depan.[2]
2.
Ekuilibrium di pasar
Suku
bunga ekuilibrium ditentukan oleh interaksi antara fungsi penawaran dan
permintaan. Sebagai biaya peminjam dan juga balas jasa bagi yang meminjamkan,
suku bunga harus mencapai titik dimana total penawaran tabungan sama dengan
total permintaan bagi peminjam dan investasi.
3.
Suku bunga riil dan suku bunga nominal
Fisher
membedakan tingkat bunga riil dan nominal. Fisher berpendapat bahwa tingkat
bunga selalu dihhubungkan (memuat) premium terhadap ekspektasi inflasi (expected inflation). Jika tingkat harga
diekspektasikan naik maka tingkat bunga cenderung akan tinggi, dan sebaliknya
jika tingkat bunga diekspektasikan turun atau stabil m,aka tingkat bunga akan
rendah. Maka jika i = tingkat bunga nominal, r = tingkat bunga riil dan x =
ekspektasi inflasi, sehingga:[3]
i
= r + x
|
|
|||||
Gambar
1. Tingkat Bunga dan Ekspektasi Inflasi[4]
C.
Faktor-faktor
yang Menentukan Struktur Suku Bunga
1.
Obligasi
Suatu
obligasi adalah instrumen dimana emitennya (pengutang/peminjam) berjanji untuk
membayar kembali jumlah yang dipinjam ditambah bunga kepada lender/investor selama periode waktu
tertentu. Jangka waktu tempo (term to
maturity) dari suatu obligasi adalah jumlah tahun yang telah dijanjikan
oleh emiten untuk memenuhhi kewajiban-kewajibannya.
Nilai
prinsipal dari suatu obligasi adalah jumlah yang setuju dibayarkan kembali oleh
emiten kepada pemegang obligasi pada tanggal jatuh tempo. Coupon ratei adalah suku
bunga yang setuju dibayarkan setiap tahun.[5]
2.
Yield dari Obligasi
Yield
(hasil serahan) dari investasi dalam obligasi harus mencerminkan bunga kupon
yang akan dihasilkan ditambah (dikurangi) capital
gain yang akan direalisasikan dari kepemilikan obligasi hingga jatuh tempo.
3.
Premi Risiko
Para
pelaku pasar menyebut perdagangan sekuritas-sekuritas non-Treasury dengan “trading at
a spresd” dari sekuritas on-the-run
Treasury tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi spresd meliputi:
a. Jenis
emiten
b. Kelayakan
kredit
c. Jangka
waktu jatuh tempo
d. Hak
opsi
e. Pajak
atas bunga
f. Ekspektasi/Perkiraan
likuiditas.[6]
D.
Peran
Tingkat Suku Bunga dalam Perekonomian
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis
investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha
akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat
pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian
besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai
dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar
atau sama dengan tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih
rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih
tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus
dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para
pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan
para pengusaha.
PENUTUP
Suku
bunga adalah harga yang dibayar “peminjam” (debitur) kepada pihak yang
"meminjamkan” (kreditur) untuk pemakaian sumber daya selama interval waktu
tertentu. Faktor utama yang memengaruhi keputusan untuk menabung adalah
preferennsi pilihan waktu marginal (marginal
rate of time preference) seorang individu, yaitu kemauan untuk menukarkan
sebagian konsumsi sekarang dengan konsumsi dimasa depan. Faktor penting yang
mempengaruhi keputusan mengenai peminjaman adalah keuntungan dari investasi.
Faktor
yang menentukan struktur tingkat suku bunga yaitu obligai, yield obligasi, suku
bunga dasar dan premi risiko.
DAFTAR PUSTAKA
Fabozzi,
Frank J. Pasar dan Lembaga Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat. 1999.
Kelana,
Said. Teori Ekonomi Makro. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. 1996.
Rahardja, Prathama dan
Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikriekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. 2008.
[1] Frank J. Fabozzi, Pasar dan Lembaga Keuangan, (Jakarta:
Salemba Empat, 1999), hal. 204.
[2] Ibid., hal. 205.
[3] Said Kelana, Teori Ekonomi Makro, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1996), hal. 69-71.
[4] Prathama Rahardja dan Mandala
Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikriekonomi & Makroekonomi), (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hal. 433.
[5] Frank J. Fabozzi, Op-Cit., hal. 214.
[6] Ibid., hal. 218.