Translate

Jumat, 17 Januari 2014

TINGKAT SUKU BUNGA



Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar. Dalam bab ini akan membahas tentang tingkat suku bunga yang mempengaruhi terutama investasi serta konsumsi. Tingat bunga ini dianggap sebagai hhasil kebijakan moneter (perubahan penawaran uang). Perubahan dalam tingkat bunga akan mengubah jumlah permintaan investasi yang terbentuk dan pada akhirnya terjadi perubahan tingkat pendapatan nasional.
Tingkat bunga merupakan salah satu faktor yang dominan dalam mempengaruhi perekonomian. Dimana tingkat bunga merupakan biaya meminjam uang bukan biaya membeli uang.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai Tingkat Suku Bunga yang meliputi Pengertian, Suku bunga atas Pinjaman, Faktor-faktor yang Menentukan Tingat Suku Bunga, dan Peran Tingkat Suku Bunga Dalam Perekonomian.
 
A.    Pengertian
Bunga adalah harga yang dibayarkan bagi penggunaan sumber daya secara temporer, dan jumlah pinjaman adalah prinsipalnya. Suku bunga adalah harga yang dibayar “peminjam” (debitur) kepada pihak yang "meminjamkan” (kreditur) untuk pemakaian sumber daya selama interval waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsipal, dan harga yang dibayar biasanya diekspresikan sebagai persentase dari prinsipal per unit waktu (umumnya setahun).
Suku bunga menyediakan jangkar bagi suku bunga-suku bunga yang lain, yaitu suku bunga riil jangka pendek yang bebas risiko. Yang dimaksud dengan suku bunga riil adalah suku bunga yang akan berlaku dalam perekonomian jika harga rata-rata barang dan jasa diperkirakan tetap konstan selama usia pinjaman. Yang dimaksud dengan suku bunga bebas-risiko aalah suku bunga pinjaman dimana peminjamnya tidak akan gagal memenuhi kewajiban apa pun. Yang dimaksud dengan jangka pendek adalah suku bunga dari pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.[1]

B.     Suku Bunga atas Pinjaman
Suku bunga atas pinjaman tidak mengandung premi atas risiko kegagalan (default risk) karena perusahaan-perusahaan peminjam diasumsikan akan mampu memenuhi semua kewajibannya
1.      Keputusan untuk menabung dan meminjam
Faktor utama yang memengaruhi keputusan untuk menabung adalah preferennsi pilihan waktu marginal (marginal rate of time preference) seorang individu, yaitu kemauan untuk menukarkan sebagian konsumsi sekarang dengan konsumsi dimasa depan. Faktor lain yang memengaruhi keputusan untuk menabung adalah penghasilan dan balas jasa (kompensasi) bagi tabungan.
Faktor penting yang mempengaruhi keputusan mengenai peminjaman adalah keuntungan dari investasi, yaitu selisih positif antara sumber daya yang digunakan oleh suatu proses dengan total sumber daya yang akan dihasilkan di masa depan.[2]
2.      Ekuilibrium di pasar
Suku bunga ekuilibrium ditentukan oleh interaksi antara fungsi penawaran dan permintaan. Sebagai biaya peminjam dan juga balas jasa bagi yang meminjamkan, suku bunga harus mencapai titik dimana total penawaran tabungan sama dengan total permintaan bagi peminjam dan investasi.
3.      Suku bunga riil dan suku bunga nominal
Fisher membedakan tingkat bunga riil dan nominal. Fisher berpendapat bahwa tingkat bunga selalu dihhubungkan (memuat) premium terhadap ekspektasi inflasi (expected inflation). Jika tingkat harga diekspektasikan naik maka tingkat bunga cenderung akan tinggi, dan sebaliknya jika tingkat bunga diekspektasikan turun atau stabil m,aka tingkat bunga akan rendah. Maka jika i = tingkat bunga nominal, r = tingkat bunga riil dan x = ekspektasi inflasi, sehingga:[3]
i = r + x
 










d
 

d
 

 







           
Gambar 1. Tingkat Bunga dan Ekspektasi Inflasi[4]

C.    Faktor-faktor yang Menentukan Struktur Suku Bunga
1.      Obligasi
Suatu obligasi adalah instrumen dimana emitennya (pengutang/peminjam) berjanji untuk membayar kembali jumlah yang dipinjam ditambah bunga kepada lender/investor selama periode waktu tertentu. Jangka waktu tempo (term to maturity) dari suatu obligasi adalah jumlah tahun yang telah dijanjikan oleh emiten untuk memenuhhi kewajiban-kewajibannya.
Nilai prinsipal dari suatu obligasi adalah jumlah yang setuju dibayarkan kembali oleh emiten kepada pemegang obligasi pada tanggal jatuh tempo. Coupon ratei adalah suku bunga yang setuju dibayarkan setiap tahun.[5]
2.      Yield dari Obligasi
Yield (hasil serahan) dari investasi dalam obligasi harus mencerminkan bunga kupon yang akan dihasilkan ditambah (dikurangi) capital gain yang akan direalisasikan dari kepemilikan obligasi hingga jatuh tempo.
3.      Premi Risiko
Para pelaku pasar menyebut perdagangan sekuritas-sekuritas non-Treasury dengan “trading at a spresd” dari sekuritas on-the-run Treasury tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi spresd meliputi:
a.       Jenis emiten
b.      Kelayakan kredit
c.       Jangka waktu jatuh tempo
d.      Hak opsi
e.       Pajak atas bunga
f.       Ekspektasi/Perkiraan likuiditas.[6]

D.    Peran Tingkat Suku Bunga dalam Perekonomian
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para pengusaha.

PENUTUP

Suku bunga adalah harga yang dibayar “peminjam” (debitur) kepada pihak yang "meminjamkan” (kreditur) untuk pemakaian sumber daya selama interval waktu tertentu. Faktor utama yang memengaruhi keputusan untuk menabung adalah preferennsi pilihan waktu marginal (marginal rate of time preference) seorang individu, yaitu kemauan untuk menukarkan sebagian konsumsi sekarang dengan konsumsi dimasa depan. Faktor penting yang mempengaruhi keputusan mengenai peminjaman adalah keuntungan dari investasi.
Faktor yang menentukan struktur tingkat suku bunga yaitu obligai, yield obligasi, suku bunga dasar dan premi risiko.
 DAFTAR PUSTAKA

Fabozzi, Frank J. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 1999.
Kelana, Said. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1996.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikriekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008.


[1] Frank J. Fabozzi, Pasar dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), hal. 204.
[2] Ibid., hal. 205.
[3] Said Kelana, Teori Ekonomi Makro, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 69-71.
[4] Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikriekonomi & Makroekonomi), (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hal. 433.
[5] Frank J. Fabozzi, Op-Cit., hal. 214.
[6] Ibid., hal. 218.