Translate

Selasa, 25 Desember 2012

METODE PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kita sebagai makhluk hidup tak mampu berdiri sendiri, melainkan harus berinteraksi dan bergantung dengan orang lain. Oleh karena itu, dalam hidup ini harus ada namanya pergaulan. Karena dengan bergaul kita bisa hidup bersosial dan bermasyarakat, adanya berbagai peristiwa atau kejadian dalam sosial bermasyarakat maka adanya metode penelitian atau sumber data yang dibuat secara sistematis dan tepat dengan tujuan untuk memecahkan masalah dalam lingkungan sosial bermasyarakat. Hidup saling bergantung satu sama lain hingga tercapainya kehidupan yang sejahtera.
Itulah yang diangan-angankan setiap insan pribadi manusia. Oleh karena itu, dalam bermasyarakat ini punya tata cara, aturan, norma dan nilai.

B.     Rumusan Masalah
  1. Pemilihan metode penelitian?
  2. Metode tes?
  3. Metode nontes?
  4. Bagaimana menentukan variabel?
  5. Bagaimana menentukan sumber data?

C.    Tujuan Penulisan
Jelas kita lihat dalam masyarakat sekarang ini, peranan masyarakat sudah hampir pasif dan mulai bersifat individual. Makalah ini disusun agar kita menyoroti kembali peranan masyarakat saat ini sangat memprihatinkan karena unsur globalisasi yang bersifat egoisme.
Semoga dengan makalah yang disajikan ini memberi petunjuk dan menuntun kita kepada peraturan yang mestinya kita lakukan, agar kita semua tahu dan mengerti bahwa dengan adanya metode penelitian untuk memecahkan masalah yang ada dalam sosial masyarakat dan senantiasa mengembangkan dan mengamalkan bahwa tanggung jawab kepada masyarakat harus ikhlas serta niat yang baik.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pemilihan Metode Penelitian
  1. Metode Tes
Metode tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.[1]

  1. Metode Nontes
  1. Observasi
Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial serta gejala-gejala alam dengan pengamatan dan pencatatan. Tujuan observasi adalah mengatahui ciri-ciri dan luas signifikansi dari interelasi elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial yang serba kompleks dalam pola-pola kultural tertentu.[2]
Beberapa petunjuk pelaksanaan metode observasi, antara lain sebagai berikut:
1.      Metode observasi harus tepat dipergunakan untuk tujuan penyelidikan yang akan ditentukan. Hal ini perlu diperhatikan adalah
a)      jenis data yang akan dikumpulkan
b)      situasi yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
c)      kemampuan penelitian
2.      Untuk mempergunakan metode observasi, penelitian perlu merinci semua unsur data, sifat-sifat, banyaknya, dan unsur yang lain yang dapat memecahkan persoalan dalam penelitian.
3.      perlu dipersiapkan instrumen dan format atau alat untuk mencatat, merekam, serta menyusun data.
4.      Sarana penelitian harus benar-benar dipersiapkan dan penelitian dapat menggunakan alat-alat tersebut (berupa alat perekam, alat optik, dan video)
Observasi menurut cara pelaksanaan dan tujuannya dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu observasi partisipatif, observasi sistematis atau observasi terstruktur, serta observasi eksperimental.
a.       Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif adalah observasi atau pengamatan oleh pengamat yang benar-benar ikut ambil bagian (berpartisipasi) dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada objek yang diobservasi. Observasi partisifatif biasanya dgunakan dalam penelitian eksploratif. Misalnya, penelitian pada suku bangsa tertentu, lembaga pemasyarakatan (penjara), dan lembaga perguruan tinggi.
Jika menggunakan teknik observasi partisipatif, observaser perlu memerhatikan hal berikut:
1)      mengetahui materi yang akan diobservasi
2)      mengetahui cara pencatatan yang baik
3)      memelihara hubungan baik dengan subjek yang diobservasi
4)      megetahui batas intensitas dan ekstensitas partisipasi

b.      Observasi Sistematis atau Observasi Terstruktur
Ciri-ciri observasi sistematis, antara lain:
1)      berisi semua faktor yang diperlukan
2)      dikelompokkan dalam kategori-kategori tertentu, dan
3)      setiap faktor diberi ciri-ciri khusus
Dalam observasi sistematis, diperlukan alat-alat pencatat mekanis, seperti film, kamera foto, video rekaman, atau tape recorder. Alat-alat itu diperlukan karena observasi sistematis menuntut ketelitian dan kecermatan yang tinggi agar hasil penelitian mempunyai kualitas dan kuantitas yang tinggi.
Ada beberapa kelemahan dari observasi sistematis. Kelemahan itu adalah sebagai berikut.
1)      Hubungan observer dan observee (yang di observasi) kaku dan suasana pun kikuk.
2)      Tingkah laku observer sering di buat-buat karena ia tahu kalau observasi. Hal ini memungkinkan perolehan hasil atau data yang kurang akurat.

c.       Observasi Eksperimental
Observer eksperimental dilakukan dengan sangat teliti untuk kemudian dianalisis dan dihitung secara cermat. Observasi eksperimental bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan, timbulnya variabel, dan gejala-gejala kelainan sebagai satu situasi eksperimental yang sengaja diadakan untuk diteliti.
Cronbach mengemukakan tentang  ciri-ciri observasi eksperimental. Ciri-ciri itu meliputi sebagai berikut:
1)      Situasi observee dibuat seseragam mungkin
2)      Situasi bisa diubah-ubah untuk merangsang timbulnya variasi tingkah laku atau aktivitas yang beragam
3)      Observee dibuat agar tidak mengetahui maksud observasi
4)      Dibantu dengan alat-alat pencatat yang cukup.
Observasi sebagai salah satu metode pengumpul data memiliki kelemehan dan kelebihan.
a.       Kelebihan Metode Observasi
Kelebihan metode observasi adalah
1)      mudah, murah, dan langsung dalam mengadakan penelitian terhadap berbagai macam gejala;
2)      tepat digunakan pada saat meneliti orang-orang yang memeiliki kesibukan tinggi;
3)      sekaligus bisa memperoleh data dari peristiwa psikis yang tidak bisa diamati dengan metode kuesioner dan intervieu;
4)      bisa mengadakan pencatatan secara serempak dengan menggunakan observer lebih dari seorang.
b.      Kelemahan Metode Observasi
Kelemahan metode observasi adalah
1)      banyak peristiwa psikis bertaraf tinggi ternyata tidak bisa diobservasi, seperti rasa cinta dan kejujuran;
2)      diperlukan waktu lama;
3)      observee sering berlaku berlebihan;
4)      banyak dipengaruhi faktor-faktor yang tidak bisa dikontrol.

  1. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan kontak langsung (bertatap muka) dengan sumber data. Dengan wawancara, si pewawancara (interviewer) meminta keterangan atau menjelaskan tentang permasalahan yang ditelitinya kepada narasumber (Interviewee) sekaligus mencatat jawaban-jawabannya. Pewawancara juga berusaha memberi rangsangan pertanyaan untuk mengorek keterangan dari narasumber agar data yang diperolehnya lengkap dan akurat. Sementara itu, narasumber diharapkan dapat memberikan keterangan yang jelas, lengkap dan jujur.[3]
Metode wawancara bermanfaat untuk memperkaya data yang diperoleh dengan metode lain. Jadi, wawncara bukan merupakan alat khusus atau terpisah dalam penelitian, tetapi sebagai pelengkap metode lain.
Ditinjau dari pelaksanaannya, wawancara dapat dibedakan atas 3 (tiga) jenis:[4]
a.       Wawancara bebas (Unguided Interview)
Pewawancara secara bebas bertanya apa saja tanpa ada panduan sebelumnya.
b.      Wawancara terpimpin (Guided Interview)
Pewawancara sudah memiliki sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci untuk ditanyakan.
c.       Wawancara bebas terpimpin
Pewawancara hanya membuat pedoman secara garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
Pengumpulan data dengan metode wawancara tidak selamanaya berlangsung lancar. Kelancaran atau kesuksesan wawancara pada dasarnya bergantung tiga hal, yaitu:
d.      hubungan baik antara pewawancara dengan objek wawancara (narasumber);
e.       keterampilan sosial pewawancara;
f.       pedoman wawancara dan alat pencatat wawancara yang tepat dan praktis.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti harus memerhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       membuat pedoman wawancara;
b.      menetapkan sampel dengan tujuan agar sampel benar-benar memiliki informasi yang dibutuhkan;
c.       melatih wawncara untuk pewawancara dengan instrumen pertanyaan, pewawancra perlu memepelajari pedoman wawancara agar mampu melaksanakan;
d.      menentukan kapan (waktu) wawancara yang tepat;
seorang pewawancara hendaknya
a.       bersikap netral;
b.      bersikap adil;
c.       bersikap ramah;
d.      menghindari ketegangan.
Keuntungan yang diperoleh dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.       Keterangan yang detail mengenai suatu masalah, terutama yang berkenaan dengan pribadi seseorang dapat diperoleh.
b.      Informasi yang diinginkan dapat diperoleh secara cepat.
c.       Harus dipastikan bahwa memang narasumberlah yang memberikan jawaban.
d.      Pewawancara dapat berusaha agar pertanyaan dapat dipahami narasumber dengan sungguh-sungguh.
e.       Cara-cara bertanya lebih fleksibel. Artinya jika jawaban narasumber tidak memuaskan atau tidak tepat dan lengkap pewawancara dapat mengajukan pertanyaan lain atau mengalihkan pada topik berikutnya.
f.       Pewawancara yang sensitif dapat menilai narasumber dari gerak gerik, suara, dan perubahan roman muka.
g.      Informasi yang diperoleh lebih dipercayai kebenarannya karena kalau ada yang salah tafsir dapat diperbaiki pada waktu wawancara.
Adapun kelemahan wawancara, antara lain sebagai berikut:
a.       Wawancara sangat mudah dipengaruhi situasi dan kondisi tempat wawancara berlangsung yang bisa menghambat;
b.      Kurang efisien karena pemborosan waktu, tenaga, pikiran dan biaya;
c.       Memerlukan pewawancara yang banyak jika wawancara dilakukan pada kelompok sosial yang heterogen;
d.      Suksesnya wawancara bergantung pada suasana hati narasumber;
e.       Dimungkinkan terjadi narasumber memberikan informasi yang tidak benar atau memutarbalikkan fakta.
  1. Angket (Questionaire)
Angket dapat disebut sebagai wawancara tertulis karena peneliti tidak perlu harus bertatap muka dengan responden. Namun, diperlukan pengertian dan kerja sama dari narasumber agar mau membantu mengisi angket dengan objektif.[5]
Angket adalah suatu set pertanyaan yang berurusan dengan satu topik tunggal atau satu set topik yang saling berkaitan dan harus dijawab oleh objek. Angket akan bermanfaat untuk tujuan penelitian ilmiah apabila sebelum pelaksanaannya telah dilakukan pembatasan yang jelas mengenai masalah yang hendak diteliti.
Angket hanya digunakan untuk data yang bersifat umum dan belum ada sebelumnya. Namun, untuk data yang sudah dalam bentuk dokumentasi atau data yang bersifat sensitif, sebaiknya menggunakan metode lain, seperti wawancara dan observasi.[6]
Angket terbagi menjadi bermacam-macam.
a.       Menurut sifat
b.      Menurut cara penyampaian
c.       Menurut objek sasaran
d.      Menurut bentuk struktur
e.       Menurut format
1)      Angket Terbuka (Open-Ended Questionnaire)
Angket terbuka memberi kesempatan responden untuk menjawab seluas-luasnya tanpa batasan-batasan dari pertanyaan yang diajukan peneliti. Dalam angket ini, peneliti memang sengaja tidak menyediakan alternatif jawaban bagi responden.
Kelemahan angket ini adalah beranekaragamnya jawaban yang diberikan responden. Beragamnya jawaban akan menyulitkan peneliti untuk menganalisis jawaban yang masuk. Sementara itu, kelebihannya berupa kebenaran informasi yang memiliki tingkat tinggi dan kesesuaian informasi yang diberikan responden dengan kenyataan yang ada.
Berikut adalah contoh angket terbuka.
a)      Apakah hobi atau kegemaran kalian?
b)      Bagaimana kalian mengembangkan hobi tersebut?
c)      Bagaimana kalian membagi waktu antara hobi dengan belajar sebagai tugas utamamu?
d)     Bagaimana sikap orang tua kalian terhadap hobi yang kalian tekuni?
e)      Pernahkah kalian memperoleh penghargaan dari hobi tersebut? Kapan?
2)      Angket tertutup (Closed-Ended Questionnaire)
Dalam angket tertutup seorang peneliti dengan sengaja menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih responden. Responden tidak bisa leluasa mengemukakan pendapat sesuai kondisi yang sebenarnya.
Kelebihan angket ini berupa kemudahan peneliti melakukan klasifikasi terhadap semua respon yang diberikan responden karena jawaban yang ada sudah baku.
Kelemahan angket ini adalah bahwa jawaban yang diberikan responden tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya yang dialami. Alternatif pilihan yang disediakan oleh peneliti bisa menyebabkan responen enggan menjawab atau menjawab dengan terpaksa. Dengan demikian, fasilitas angket ini akan terganggu.
3)      Angket yang Dijawab Sendiri (Self-Administered questionnaire)
Angket yang dijawab sendiri bisa dijawab tanpa kehadiran langsung peneliti di depan responden. Angket jenis ini biasanya dikirim melalui pos. Angket yang dijawab sendiri bisa berbentuk angket terbuka atau angket tertutup. Karena dirancang untuk bisa dijawab sendiri oleh responden tanpa kehadiran peneliti, angket ini perlu disertai pengantar dan instruksi yang jelas, padat, dan lugas.
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menyusun butir-butir pertanyaan. Pertanyaan dalam angket harus komunikatif, padat, dan lugas. Artinya, peneliti dan responden harus memiliki penafsiran yang sama terhadap sebuah pertanyaan.
Agar semua pertanyaan yang ada dalam angket mendapatkan penafsiran yang sama antara peneliti dan responden, peneliti harus memerhatikan pedoman berikut:
a.       Buatlah butir pertanyaan sejelas mungkin
b.      Hindari adanya pertanyaan yang menyatakan dua masalah (Double Barreled Question)
c.       Buatlah pertanyaan yang bisa dijawab oleh responden
d.      Buatlah pertanyaan yang relevan
e.       Buatlah butir pertanyaan sependek mungkin
f.       Jangan membuat pertanyaan dan pernyataan yang menyebabkan bias
g.      Hindari pertanyaan yang bersifat menggiring
h.      Berhati-hatilah terhadap pertanyaan yang sensitif dan normatif
Angket sebagai metode pengumpul data penelitian memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan angket, antara lain sebagai brikut:
a.       Angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
b.      Peneliti tidak perlu hadir sebab daftar angket dapat dikirim melalui pos
c.       Responden bebas menjawab, jujur, dan tidak malu-malu menjawab
d.      Angket bersifat standar karena pertanyaan sama
e.       Angket dapat dijawab oleh responden menurut waktu yang tersedia.
Adapun kelemahan angket, antara lain sebagai berikut:
a.       Banyak unsur pribadi dan rahasia, gejala psikis, serta gejala di bawah sadar tidak dapat diungkapkan dengan jawaban angket.
b.      Jawaban angket banyak dibumbui dan dipengaruhi sikap dan harapan pribadi sehingga bersifat subjektif
c.       Metode ini sering menanyakan hal-hal yang kurang relevan dengan masalah pokok.
d.      Sangat sulit merumuskan pertanyaan-pertanyaan secara tepat dengan penggunaan bahasa yang sederhana, tepat, jelas, tidak ambigu.
  1. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, motulen rapat, dan catatan harian.[7]
  1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam melakukan penelitian dan dianggap sebagai suatu bentuk survei terhadap data yang telah ada, tanpa memandang jenis metode penelitian yang dipilih. Studi kepustakaan juga dapat dilakukan pada saat sebelum atau sesudah pemilihan masalah penelitian. Bila dilakukan sebelum penelitian masalah penelitian, maka studi kepustakaan berguna untuk mendapatkan ide-ide terbaru untuk diangkat menjadi bahan atau masalah penelitian. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai sumber untuk mencari data sekunder yang mendukung penelitian.[8]

  1. Analisis Isi Media Massa
Sumber data dalam penelitian dapat diperoleh juga melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan televisi. Pengumpulan data melalui media massa ini dapat dilakukan dengan merekan bila data berasal dari media elektronik, dan menulis atau mencatat kembali jika data berasal dari media cetak [9]

B.     Menentukan Variabel dan Sumber Data
  1. Menentukan Variabel
Variabel penelitian memiliki posisi yang juga penting dalam penelitian. Setiap penelitian memang harus memiliki variabel yang akan diteliti. Pada hakikatnya, permasalahan penelitian pada akhirnya harus diterjemahkan dalam berbagai variabel penelitian agar permasalahan tersebut bisa terjawab dengan suatu penelitian. Variabel adalh setiap karakteristik yang memiliki nilai atau kondisi yang berbeda untuk setiap individu atau kelompok.[10]
Dalam setiap masyarakat, kita dapat menjumpai karakteristik individu yang berbeda-beda. Kekayaan, kesehatan, tabiat, perilaku dan agama merupakan contoh kondisi yang membedakan seseorang dengan lainnya. Oleh karena itu, kekayaan, kesehatan, dan sebagainya tersebut, dapat dijadikan suatu variabel menurut kacamata dan terminologi penelitian.

  1. Menentukan Sumber Data
a.      Populasi
Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang diteliti. Adapun ketentuan penggunaan populasi adalah sebagai berikut:
1)                  Populasi digunakan sebagai objek apabila peneliti ingin mengetahui karakteristik seluruh objek yang menjadi anggota unit yang diteliti.
2)                  Populasi hanya dapat digunakan sebagai objek penelitian apabila jumlah anggotanya relatif sedikit.
Populasi tergantung pada sasaran penelitian. Populasi dapat berupa sejumlah manusia ataupun aktivitas manusia. Ciri khas suatu wilayah dapat digunakan untuk menguatkan populasi. Hal ini disebabkan populasi merupakan penegasan batasan-batasan mengenai luasnya suatu wilayah sehingga dapat memberikan validitas data utama untuk mencapai reliabilitas generalisasi sampel yang dibuat. Sebaliknya, populasi dalam penelitian yang meragukan menyebabkan kaburnya data sehingga tujuan kurang tercapai.
b.      Sampel
Sampel adalah objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan yang diperlukan sebagai wakil dan populasi yang ada.[11]
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk mengadakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga dengan validitas yang masih tetap terjaga secara baik.
Penentuan sampel dalam penelitian sangat penting. Oleh karena itu, perlu dijelaskan tentang sampel agar kebenaran suatu penelitian tetap terjaga.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Konsep masyarakat tidak berdiri sendiri, tetapi erat hubungannya dengan lingkungan. Hal tersebut berarti bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan sesamanya, maka lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi sikap, perasaan perlakukan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada dilingkunganya.
Jadi, dalam kehidupan bermasyarakat manusia dapat mewujudkan kehidupan yang baik dengan adanya pemilihan metode penelitian dengan memperhatikan masyarakat sekitar yang ada di lingkungan sosial, melalui kegiatan yang sistematis dan tepat waktu untuk memecahkan masalah dalam lingkungan sosial. Dengan metode penelitian baik secara metode tes maupun metode nontes untuk menggali data-data sedalam-dalamnya yang diperlukan melalui peneliltian dan pengamatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung ke lapangan. Untuk menentukan sumber data penelitian dalam lingkungan sosial masyarakat. Dan antara satu dengan orang lainnya saling menghormati, menghargai, dan saling tolong-menolong.

B.     Saran
Dengan makalah yang kami buat ini kami ambil dari sumber yag berbeda, kami harap pembaca, dengan adanya makalah ini, pembaca dapat lebih baik lagi dengan adanya pemilihan metode penelitian dan tanggung jawab yang diberikan. Dan menjalankan tanggung jawab dengan baik yang dikuasai dengan keikhlasan dan keimanan yang kuat dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
 
Daftar Pustaka


Dhoriri, Taufiq Rohman, dkk, 2007. Sosiologi 3. Jakarta: Yudhistira.
Nurseno. 2007. Kompetensi Dasar Sosiologi SMA 3. Jakarta: Tiga Serangkai.
Ujianto, Budi. dkk. 2007. Pelajaran Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Bogor: CV Arya Duta
Damanik, Fritz. 2006. Seribu Pena Sosiologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.


[1] Taufiq Rohman Dhoriri, dkk, Sosiologi 3, (Jakarta: Yudhistira, 2007), hlm. 90.
[2] Nurseno, Kompetensi Dasar Sosiologi SMA 3, (Jakarta: Tiga Serangkai, 2007), hlm. 135.
[3] Ibid., hlm. 142.
[4] Fritz Damanik, Seribu Pena Sosiologi untuk SMA Kelas XII, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm. 108-109.
[5] Op-Cit., hlm. 146.
[6] Budi Ujianto, dkk., Pelajaran Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X, (Bogor: CV Arya Duta, 2007), hlm. 24.
[7] Op-Cit., hlm 94.
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] Op-Cit., hlm. 122.
[11] Ibid., hlm. 115.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar