BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita sebagai makhluk hidup tak mampu
berdiri sendiri, melainkan harus berinteraksi dan bergantung dengan orang lain.
Oleh karena itu, dalam hidup ini harus ada namanya pergaulan. Karena dengan
bergaul kita bisa hidup bersosial dan bermasyarakat, adanya berbagai peristiwa
atau kejadian dalam sosial bermasyarakat maka adanya metode penelitian atau
sumber data yang dibuat secara sistematis dan tepat dengan tujuan untuk
memecahkan masalah dalam lingkungan sosial bermasyarakat. Hidup saling
bergantung satu sama lain hingga tercapainya kehidupan yang sejahtera.
Itulah yang diangan-angankan setiap insan
pribadi manusia. Oleh karena itu, dalam bermasyarakat ini punya tata cara,
aturan, norma dan nilai.
B.
Rumusan Masalah
- Pemilihan metode penelitian?
- Metode tes?
- Metode nontes?
- Bagaimana menentukan variabel?
- Bagaimana menentukan sumber data?
C.
Tujuan Penulisan
Jelas kita
lihat dalam masyarakat sekarang ini, peranan masyarakat sudah hampir pasif dan
mulai bersifat individual. Makalah ini disusun agar kita menyoroti kembali
peranan masyarakat saat ini sangat memprihatinkan karena unsur globalisasi yang
bersifat egoisme.
Semoga
dengan makalah yang disajikan ini memberi petunjuk dan menuntun kita kepada
peraturan yang mestinya kita lakukan, agar kita semua tahu dan mengerti bahwa
dengan adanya metode penelitian untuk memecahkan masalah yang ada dalam sosial
masyarakat dan senantiasa mengembangkan dan mengamalkan bahwa tanggung jawab
kepada masyarakat harus ikhlas serta niat yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pemilihan Metode Penelitian
- Metode Tes
Metode tes sebagai
instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, dan kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.[1]
- Metode Nontes
- Observasi
Observasi ialah
studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial serta gejala-gejala
alam dengan pengamatan dan pencatatan. Tujuan observasi adalah mengatahui
ciri-ciri dan luas signifikansi dari interelasi elemen-elemen tingkah laku
manusia pada fenomena sosial yang serba kompleks dalam pola-pola kultural
tertentu.[2]
Beberapa petunjuk
pelaksanaan metode observasi, antara lain sebagai berikut:
1. Metode observasi harus tepat dipergunakan
untuk tujuan penyelidikan yang akan ditentukan. Hal ini perlu diperhatikan
adalah
a) jenis data yang akan dikumpulkan
b) situasi yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan
c) kemampuan penelitian
2. Untuk mempergunakan metode observasi,
penelitian perlu merinci semua unsur data, sifat-sifat, banyaknya, dan unsur
yang lain yang dapat memecahkan persoalan dalam penelitian.
3. perlu dipersiapkan instrumen dan format atau
alat untuk mencatat, merekam, serta menyusun data.
4. Sarana penelitian harus benar-benar
dipersiapkan dan penelitian dapat menggunakan alat-alat tersebut (berupa alat
perekam, alat optik, dan video)
Observasi menurut
cara pelaksanaan dan tujuannya dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu observasi
partisipatif, observasi sistematis atau observasi terstruktur, serta observasi
eksperimental.
a. Observasi Partisipatif
Observasi
partisipatif adalah observasi atau pengamatan oleh pengamat yang benar-benar
ikut ambil bagian (berpartisipasi) dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
objek yang diobservasi. Observasi partisifatif biasanya dgunakan dalam
penelitian eksploratif. Misalnya, penelitian pada suku bangsa tertentu, lembaga
pemasyarakatan (penjara), dan lembaga perguruan tinggi.
Jika
menggunakan teknik observasi partisipatif, observaser perlu memerhatikan hal
berikut:
1) mengetahui materi yang akan diobservasi
2) mengetahui cara pencatatan yang baik
3) memelihara hubungan baik dengan subjek
yang diobservasi
4) megetahui batas intensitas dan ekstensitas
partisipasi
b. Observasi Sistematis atau Observasi
Terstruktur
Ciri-ciri
observasi sistematis, antara lain:
1) berisi semua faktor yang diperlukan
2) dikelompokkan dalam kategori-kategori
tertentu, dan
3) setiap faktor diberi ciri-ciri khusus
Dalam
observasi sistematis, diperlukan alat-alat pencatat mekanis, seperti film,
kamera foto, video rekaman, atau tape
recorder. Alat-alat itu diperlukan karena observasi sistematis menuntut
ketelitian dan kecermatan yang tinggi agar hasil penelitian mempunyai kualitas
dan kuantitas yang tinggi.
Ada beberapa
kelemahan dari observasi sistematis. Kelemahan itu adalah sebagai berikut.
1) Hubungan observer dan observee (yang di
observasi) kaku dan suasana pun kikuk.
2) Tingkah laku observer sering di buat-buat
karena ia tahu kalau observasi. Hal ini memungkinkan perolehan hasil atau data
yang kurang akurat.
c. Observasi Eksperimental
Observer
eksperimental dilakukan dengan sangat teliti untuk kemudian dianalisis dan
dihitung secara cermat. Observasi eksperimental bertujuan untuk mengetahui
adanya perubahan-perubahan, timbulnya variabel, dan gejala-gejala kelainan sebagai
satu situasi eksperimental yang sengaja diadakan untuk diteliti.
Cronbach
mengemukakan tentang ciri-ciri observasi
eksperimental. Ciri-ciri itu meliputi sebagai berikut:
1) Situasi observee dibuat seseragam mungkin
2) Situasi bisa diubah-ubah untuk merangsang
timbulnya variasi tingkah laku atau aktivitas yang beragam
3) Observee dibuat agar tidak mengetahui
maksud observasi
4) Dibantu dengan alat-alat pencatat yang
cukup.
Observasi
sebagai salah satu metode pengumpul data memiliki kelemehan dan kelebihan.
a. Kelebihan Metode Observasi
Kelebihan
metode observasi adalah
1) mudah, murah, dan langsung dalam
mengadakan penelitian terhadap berbagai macam gejala;
2) tepat digunakan pada saat meneliti
orang-orang yang memeiliki kesibukan tinggi;
3) sekaligus bisa memperoleh data dari
peristiwa psikis yang tidak bisa diamati dengan metode kuesioner dan intervieu;
4) bisa mengadakan pencatatan secara serempak
dengan menggunakan observer lebih dari seorang.
b. Kelemahan Metode Observasi
Kelemahan
metode observasi adalah
1) banyak peristiwa psikis bertaraf tinggi
ternyata tidak bisa diobservasi, seperti rasa cinta dan kejujuran;
2) diperlukan waktu lama;
3) observee sering berlaku berlebihan;
4) banyak dipengaruhi faktor-faktor yang
tidak bisa dikontrol.
- Wawancara (Interview)
Wawancara adalah
cara pengumpulan data dengan mengadakan kontak langsung (bertatap muka) dengan
sumber data. Dengan wawancara, si pewawancara (interviewer) meminta keterangan atau menjelaskan tentang
permasalahan yang ditelitinya kepada narasumber (Interviewee) sekaligus mencatat jawaban-jawabannya. Pewawancara
juga berusaha memberi rangsangan pertanyaan untuk mengorek keterangan dari
narasumber agar data yang diperolehnya lengkap dan akurat. Sementara itu,
narasumber diharapkan dapat memberikan keterangan yang jelas, lengkap dan
jujur.[3]
Metode wawancara
bermanfaat untuk memperkaya data yang diperoleh dengan metode lain. Jadi,
wawncara bukan merupakan alat khusus atau terpisah dalam penelitian, tetapi
sebagai pelengkap metode lain.
Ditinjau dari
pelaksanaannya, wawancara dapat dibedakan atas 3 (tiga) jenis:[4]
a. Wawancara bebas (Unguided Interview)
Pewawancara secara bebas
bertanya apa saja tanpa ada panduan sebelumnya.
b. Wawancara terpimpin (Guided Interview)
Pewawancara sudah memiliki
sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci untuk ditanyakan.
c. Wawancara bebas terpimpin
Pewawancara hanya membuat
pedoman secara garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
Pengumpulan data
dengan metode wawancara tidak selamanaya berlangsung lancar. Kelancaran atau
kesuksesan wawancara pada dasarnya bergantung tiga hal, yaitu:
d. hubungan baik antara pewawancara dengan
objek wawancara (narasumber);
e. keterampilan sosial pewawancara;
f. pedoman wawancara dan alat pencatat
wawancara yang tepat dan praktis.
Sebelum melakukan
wawancara, peneliti harus memerhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a. membuat pedoman wawancara;
b. menetapkan sampel dengan tujuan agar
sampel benar-benar memiliki informasi yang dibutuhkan;
c. melatih wawncara untuk pewawancara dengan
instrumen pertanyaan, pewawancra perlu memepelajari pedoman wawancara agar
mampu melaksanakan;
d. menentukan kapan (waktu) wawancara yang
tepat;
seorang
pewawancara hendaknya
a. bersikap netral;
b. bersikap adil;
c. bersikap ramah;
d. menghindari ketegangan.
Keuntungan yang
diperoleh dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Keterangan yang detail mengenai suatu
masalah, terutama yang berkenaan dengan pribadi seseorang dapat diperoleh.
b. Informasi yang diinginkan dapat diperoleh
secara cepat.
c. Harus dipastikan bahwa memang
narasumberlah yang memberikan jawaban.
d. Pewawancara dapat berusaha agar pertanyaan
dapat dipahami narasumber dengan sungguh-sungguh.
e. Cara-cara bertanya lebih fleksibel.
Artinya jika jawaban narasumber tidak memuaskan atau tidak tepat dan lengkap
pewawancara dapat mengajukan pertanyaan lain atau mengalihkan pada topik
berikutnya.
f. Pewawancara yang sensitif dapat menilai
narasumber dari gerak gerik, suara, dan perubahan roman muka.
g. Informasi yang diperoleh lebih dipercayai
kebenarannya karena kalau ada yang salah tafsir dapat diperbaiki pada waktu
wawancara.
Adapun kelemahan
wawancara, antara lain sebagai berikut:
a. Wawancara sangat mudah dipengaruhi situasi
dan kondisi tempat wawancara berlangsung yang bisa menghambat;
b. Kurang efisien karena pemborosan waktu,
tenaga, pikiran dan biaya;
c. Memerlukan pewawancara yang banyak jika
wawancara dilakukan pada kelompok sosial yang heterogen;
d. Suksesnya wawancara bergantung pada
suasana hati narasumber;
e. Dimungkinkan terjadi narasumber memberikan
informasi yang tidak benar atau memutarbalikkan fakta.
- Angket (Questionaire)
Angket dapat
disebut sebagai wawancara tertulis karena peneliti tidak perlu harus bertatap
muka dengan responden. Namun, diperlukan pengertian dan kerja sama dari
narasumber agar mau membantu mengisi angket dengan objektif.[5]
Angket adalah suatu
set pertanyaan yang berurusan dengan satu topik tunggal atau satu set topik
yang saling berkaitan dan harus dijawab oleh objek. Angket akan bermanfaat
untuk tujuan penelitian ilmiah apabila sebelum pelaksanaannya telah dilakukan
pembatasan yang jelas mengenai masalah yang hendak diteliti.
Angket hanya digunakan
untuk data yang bersifat umum dan belum ada sebelumnya. Namun, untuk data yang
sudah dalam bentuk dokumentasi atau data yang bersifat sensitif, sebaiknya
menggunakan metode lain, seperti wawancara dan observasi.[6]
Angket terbagi
menjadi bermacam-macam.
a. Menurut sifat
b. Menurut cara penyampaian
c. Menurut objek sasaran
d. Menurut bentuk struktur
e. Menurut format
1) Angket Terbuka (Open-Ended Questionnaire)
Angket
terbuka memberi kesempatan responden untuk menjawab seluas-luasnya tanpa
batasan-batasan dari pertanyaan yang diajukan peneliti. Dalam angket ini,
peneliti memang sengaja tidak menyediakan alternatif jawaban bagi responden.
Kelemahan
angket ini adalah beranekaragamnya jawaban yang diberikan responden. Beragamnya
jawaban akan menyulitkan peneliti untuk menganalisis jawaban yang masuk.
Sementara itu, kelebihannya berupa kebenaran informasi yang memiliki tingkat
tinggi dan kesesuaian informasi yang diberikan responden dengan kenyataan yang
ada.
Berikut adalah
contoh angket terbuka.
a) Apakah hobi atau kegemaran kalian?
b) Bagaimana kalian mengembangkan hobi
tersebut?
c) Bagaimana kalian membagi waktu antara hobi
dengan belajar sebagai tugas utamamu?
d) Bagaimana sikap orang tua kalian terhadap
hobi yang kalian tekuni?
e) Pernahkah kalian memperoleh penghargaan
dari hobi tersebut? Kapan?
2) Angket tertutup (Closed-Ended Questionnaire)
Dalam angket
tertutup seorang peneliti dengan sengaja menyediakan alternatif jawaban yang
harus dipilih responden. Responden tidak bisa leluasa mengemukakan pendapat
sesuai kondisi yang sebenarnya.
Kelebihan
angket ini berupa kemudahan peneliti melakukan klasifikasi terhadap semua
respon yang diberikan responden karena jawaban yang ada sudah baku.
Kelemahan
angket ini adalah bahwa jawaban yang diberikan responden tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya yang dialami. Alternatif pilihan yang disediakan oleh
peneliti bisa menyebabkan responen enggan menjawab atau menjawab dengan
terpaksa. Dengan demikian, fasilitas angket ini akan terganggu.
3) Angket yang Dijawab Sendiri (Self-Administered questionnaire)
Angket yang
dijawab sendiri bisa dijawab tanpa kehadiran langsung peneliti di depan
responden. Angket jenis ini biasanya dikirim melalui pos. Angket yang dijawab
sendiri bisa berbentuk angket terbuka atau angket tertutup. Karena dirancang
untuk bisa dijawab sendiri oleh responden tanpa kehadiran peneliti, angket ini
perlu disertai pengantar dan instruksi yang jelas, padat, dan lugas.
Tahap selanjutnya
yang harus dilakukan adalah menyusun butir-butir pertanyaan. Pertanyaan dalam
angket harus komunikatif, padat, dan lugas. Artinya, peneliti dan responden
harus memiliki penafsiran yang sama terhadap sebuah pertanyaan.
Agar semua
pertanyaan yang ada dalam angket mendapatkan penafsiran yang sama antara
peneliti dan responden, peneliti harus memerhatikan pedoman berikut:
a. Buatlah butir pertanyaan sejelas mungkin
b. Hindari adanya pertanyaan yang menyatakan
dua masalah (Double Barreled Question)
c. Buatlah pertanyaan yang bisa dijawab oleh
responden
d. Buatlah pertanyaan yang relevan
e. Buatlah butir pertanyaan sependek mungkin
f. Jangan membuat pertanyaan dan pernyataan
yang menyebabkan bias
g. Hindari pertanyaan yang bersifat
menggiring
h. Berhati-hatilah terhadap pertanyaan yang
sensitif dan normatif
Angket sebagai
metode pengumpul data penelitian memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan angket,
antara lain sebagai brikut:
a. Angket dapat dibagikan secara serentak
kepada banyak responden
b. Peneliti tidak perlu hadir sebab daftar
angket dapat dikirim melalui pos
c. Responden bebas menjawab, jujur, dan tidak
malu-malu menjawab
d. Angket bersifat standar karena pertanyaan
sama
e. Angket dapat dijawab oleh responden
menurut waktu yang tersedia.
Adapun kelemahan
angket, antara lain sebagai berikut:
a. Banyak unsur pribadi dan rahasia, gejala
psikis, serta gejala di bawah sadar tidak dapat diungkapkan dengan jawaban
angket.
b. Jawaban angket banyak dibumbui dan
dipengaruhi sikap dan harapan pribadi sehingga bersifat subjektif
c. Metode ini sering menanyakan hal-hal yang
kurang relevan dengan masalah pokok.
d. Sangat sulit merumuskan
pertanyaan-pertanyaan secara tepat dengan penggunaan bahasa yang sederhana,
tepat, jelas, tidak ambigu.
- Dokumentasi
Dokumentasi
berasal dari kata dokumen yang
artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, motulen rapat, dan catatan harian.[7]
- Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan
merupakan suatu kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur. Kegiatan ini
sangat diperlukan dalam melakukan penelitian dan dianggap sebagai suatu bentuk
survei terhadap data yang telah ada, tanpa memandang jenis metode penelitian
yang dipilih. Studi kepustakaan juga dapat dilakukan pada saat sebelum atau
sesudah pemilihan masalah penelitian. Bila dilakukan sebelum penelitian masalah
penelitian, maka studi kepustakaan berguna untuk mendapatkan ide-ide terbaru
untuk diangkat menjadi bahan atau masalah penelitian. Selain itu, juga dapat
digunakan sebagai sumber untuk mencari data sekunder yang mendukung penelitian.[8]
- Analisis Isi Media Massa
Sumber data dalam
penelitian dapat diperoleh juga melalui media massa, seperti surat kabar,
majalah, tabloid, dan televisi. Pengumpulan data melalui media massa ini dapat
dilakukan dengan merekan bila data berasal dari media elektronik, dan menulis
atau mencatat kembali jika data berasal dari media cetak [9]
B.
Menentukan Variabel dan Sumber Data
- Menentukan Variabel
Variabel
penelitian memiliki posisi yang juga penting dalam penelitian. Setiap
penelitian memang harus memiliki variabel yang akan diteliti. Pada hakikatnya,
permasalahan penelitian pada akhirnya harus diterjemahkan dalam berbagai
variabel penelitian agar permasalahan tersebut bisa terjawab dengan suatu
penelitian. Variabel adalh setiap karakteristik yang memiliki nilai atau
kondisi yang berbeda untuk setiap individu atau kelompok.[10]
Dalam setiap
masyarakat, kita dapat menjumpai karakteristik individu yang berbeda-beda.
Kekayaan, kesehatan, tabiat, perilaku dan agama merupakan contoh kondisi yang
membedakan seseorang dengan lainnya. Oleh karena itu, kekayaan, kesehatan, dan
sebagainya tersebut, dapat dijadikan suatu variabel menurut kacamata dan
terminologi penelitian.
- Menentukan Sumber Data
a.
Populasi
Populasi adalah
seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang
diteliti. Adapun ketentuan penggunaan populasi adalah sebagai berikut:
1)
Populasi
digunakan sebagai objek apabila peneliti ingin mengetahui karakteristik seluruh
objek yang menjadi anggota unit yang diteliti.
2)
Populasi
hanya dapat digunakan sebagai objek penelitian apabila jumlah anggotanya
relatif sedikit.
Populasi
tergantung pada sasaran penelitian. Populasi dapat berupa sejumlah manusia
ataupun aktivitas manusia. Ciri khas suatu wilayah dapat digunakan untuk
menguatkan populasi. Hal ini disebabkan populasi merupakan penegasan
batasan-batasan mengenai luasnya suatu wilayah sehingga dapat memberikan
validitas data utama untuk mencapai reliabilitas generalisasi sampel yang
dibuat. Sebaliknya, populasi dalam penelitian yang meragukan menyebabkan
kaburnya data sehingga tujuan kurang tercapai.
b.
Sampel
Sampel adalah
objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai
dengan yang diperlukan sebagai wakil dan populasi yang ada.[11]
Tujuan pengambilan
sampel adalah untuk mengadakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga dengan
validitas yang masih tetap terjaga secara baik.
Penentuan sampel
dalam penelitian sangat penting. Oleh karena itu, perlu dijelaskan tentang
sampel agar kebenaran suatu penelitian tetap terjaga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsep
masyarakat tidak berdiri sendiri, tetapi erat hubungannya dengan lingkungan.
Hal tersebut berarti bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan sesamanya, maka
lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi sikap, perasaan perlakukan dan
kebiasaan-kebiasaan yang ada dilingkunganya.
Jadi, dalam
kehidupan bermasyarakat manusia dapat mewujudkan kehidupan yang baik dengan
adanya pemilihan metode penelitian dengan memperhatikan masyarakat sekitar yang
ada di lingkungan sosial, melalui kegiatan yang sistematis dan tepat waktu
untuk memecahkan masalah dalam lingkungan sosial. Dengan metode penelitian baik
secara metode tes maupun metode nontes untuk menggali data-data sedalam-dalamnya
yang diperlukan melalui peneliltian dan pengamatan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung ke lapangan. Untuk menentukan sumber data penelitian
dalam lingkungan sosial masyarakat. Dan antara satu dengan orang lainnya saling
menghormati, menghargai, dan saling tolong-menolong.
B.
Saran
Dengan makalah
yang kami buat ini kami ambil dari sumber yag berbeda, kami harap pembaca,
dengan adanya makalah ini, pembaca dapat lebih baik lagi dengan adanya
pemilihan metode penelitian dan tanggung jawab yang diberikan. Dan menjalankan
tanggung jawab dengan baik yang dikuasai dengan keikhlasan dan keimanan yang
kuat dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Daftar Pustaka
Dhoriri,
Taufiq Rohman, dkk, 2007. Sosiologi 3.
Jakarta:
Yudhistira.
Nurseno. 2007. Kompetensi Dasar Sosiologi SMA 3. Jakarta: Tiga Serangkai.
Ujianto, Budi. dkk. 2007. Pelajaran Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Bogor:
CV Arya Duta
Damanik, Fritz. 2006. Seribu Pena Sosiologi untuk SMA Kelas XII.
Jakarta:
Penerbit Erlangga.
[1] Taufiq Rohman Dhoriri, dkk, Sosiologi
3, (Jakarta:
Yudhistira, 2007), hlm. 90.
[2] Nurseno, Kompetensi Dasar
Sosiologi SMA 3, (Jakarta:
Tiga Serangkai, 2007), hlm. 135.
[3] Ibid., hlm. 142.
[4] Fritz Damanik, Seribu Pena
Sosiologi untuk SMA Kelas XII, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2006), hlm. 108-109.
[5] Op-Cit., hlm. 146.
[6] Budi Ujianto, dkk., Pelajaran
Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X, (Bogor:
CV Arya Duta, 2007), hlm. 24.
[8] Ibid.
[9] Ibid.
[10] Op-Cit., hlm. 122.
[11] Ibid., hlm. 115.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar