BAB I
PENDAHULUAN
Kewirausahaan adalah suatu disiplin
ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam
menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang
mungkin di hadapinya. Di lihat dari perkembangannya sejak abad ke-20
kewirausahaan sudah di perkenalkan di beberapa Negara misalnya di Belanda di
kenal dengan “ondernemer” dan di Jerman di kenal dengan nama “unternehmer” pada
tahun 1980-an hampir 500 sekolah di USA memberikan pendidikan kewirausahaan, di
Indonesia pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu.
Menurut Soeharto
Prawirokusumo(1997:4) pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu
disiplin ilmu tersendiri yang independen karena:
1. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang
utuh dan nyata yaitu terdapat teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu posisi
pemulaan dan perkembangan usaha yang jelas tidak masuk kerangka pendidikan
manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang
memiliki objek tersendiri yaitu kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda.
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan
pemerataan usaha dan pendapatan, atau kesejahteraan rakyat yang adil dan
makmur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Memasuki Dunia Usaha
Ada tiga
cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:[1]
1.
Merintis
usaha baru (starting)
a.
Perusahaan milik sendiri (sole
proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh
seseorang.
b.
Persekutuan (partnership),
suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama
menjalankan usaha bersama.
c.
Perusahaan
berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan
hukum dengan modal saham-saham.
2.
Dengan membeli perusahaan orang
lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau
dirintis atau diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi
usaha yang sudah ada.
3.
Kerjasama manajemen (franchising),
yaitu kerjasama antara franchisee dengan franchisor /parent company. Kerjasama
ini biasanya: pemilihan tempat, rencana bangunan, peralatan, pengendalian
kualitas, riset.
B. Cara Merintis Usaha Baru dan Model
Pengembangannya
Wirausaha adalah seseorang
yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko untuk
tumbuh dan berkembang. Sebagai
pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana
usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki:
a.
Kecakapan
untuk bekerja
b.
Kemampuan
mengorganisir
c.
Kreatif
d.
Lebih
menyukai tantangan
Menurut hasil survei
Peggy Lambing:
a.
Sekitar 43% responden (wirausaha)
mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa
perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.
b.
Sebanyak 15% responden telah
mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.
c.
Sebanyak 11% dari wirausaha yang
disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena
hobi.
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan
wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
a.
Pendekatan
”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan
gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
b.
Pendekatan
”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan
yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar sebagai kunci
keberhasilan.
Berdasarkan pendekatan ”in-side
out”, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki
kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan
meliputi:
a.
Kemampuan
teknik
b.
Kemampuan
pemasaran
c.
Kemampuan
finansial
d.
Kemampuan
hubungan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
a.
Bidang
dan jenis usaha yang dimasuki.
Beberapa bidang usaha
yang bisa dimasuki, diantaranya:
1. Bidang usaha pertanian (pertanian,
kehutanan, perikanan, dan perkebunan).
2. Bidang usaha pertambangan (galian pasir,
galian tanah, batu, dan bata).
3.
Bidang
usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis).
4.
Bidang
usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya).
5. Bidang usaha perdangan (retailer, grosir,
agen, dan ekspor-impor).
6.
Bidang
jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi).
7.
Bidang
jasa perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering).
8.
Bidang
usaha jasa-jasa umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi).
9.
Bidang usaha jasa wisata (usaha
jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana
wisata).
b. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan
dipilih
Ada beberapa kepemilikan usaha
yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam
anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma.
c.
Tempat
usaha yang akan dipilih
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, diantaranya:
1.
Apakah tempat usaha tersebut mudah
dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
2. Apakah tempat usaha dekat dengan sumber
tenaga kerja?
3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan
penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya
d. Organisasi usaha yang akan digunakan.
e. Kompleksitas organisasi usaha tergantung
pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya
adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah
fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi
kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.
f.
Lingkungan
usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat
jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya
usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.
Ada dua pendekatan utama yang
digunakan para wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru,
yaitu :
1.
Pendekatan
berdasarkan pengalaman, ketrampilan, kemampuan, dan latar belakangnya sendiri
dalam menentukan jenis usaha yang akan dirintis
2.
Pendekatan
berdasarkan kebutuhan pasar, yaitu pendekatan yang menekankan pada pengamatan
lingkungan tentang kebutuhan pasar ditransfer menjadi peluang-peluang bisnis
C. Membeli Perusahaan yang Sudah Didirikan
Banyak alasan mengapa seseorang memilih
membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru,
antara lain:
- Resiko lebih rendah
- Lebih mudah
- Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar
Membeli perusahaan yang
sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:
- Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
- Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.
D.
Kerjasama Manajemen (Franchising)
Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan
perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak
monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.
Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang
memberi lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pemberi lisensi
(penyalur atau dealer).
Gambar: cara memasuki usaha baru[2]
Bentuk
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Merintis usaha
|
|
|
Membeli perusahaan
|
|
|
Kerjasama manajemen
|
|
|
E.
Strategi Usaha Untuk
Eksploitasi Usaha Baru
Sumber keunggulan
kompetif adalah menjadi yang pertama dalam mengenalkan produk baru
atau menciptakan usaha baru karena dengan usaha baru dapat
memungkinkan mendapatkan keuntungan yang bisa meningkatkan kinerja.
Hai ini termasuk:
1.
Penggerak awal mengembangkan
sebuah keunggulan biaya maksudnya menjadi yang
pertama yang menjual sebuah produk pada pasar
2.
Penggerak awal
menghadapi persaingan kompetetif, yang pertama sedikit konsumen
terus berkembang dan akhirnya akan hilang
3.
Penggerak awal dalam
penggunaan saluran-saluran distribusi,karena awal memiliki kesempatan
memilih dan menggembangkan relasi yang kuat dengan para
pemasok dan saluran distribusi terpenting.
4.
Penggerak awal dalam memuaskan
konsumen dengan barang yang dihasillkan sesuai selera, sesuai pangsa
pasar yang dituju
5.
Penggerak awal dari mendapatkan
keahlihan melalui partisipasi dengan belajar produk yang sudah ada,
memantau perubahan dipasar yang menjadi sulit, membangun jaringan.[3]
F.
Evaluasi Peluang Usaha Baru[4]
- Penetapan Kelayakan Usaha Baru
Banyak dana telah dikeluarkan didalam
memulai usaha baru dan juga yang mengalami kebangkrutan dalam satu atau dua
tahun. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan usaha baru adalah kendali
wirausahawan
- Alasan utama kegagalan usaha baru adalah :
Pengetahuan
pasar yang tidak memadai, kelemahan ini ini termasuk juga kurangnya informasi
mengenai potensi permintaan produk. Ukuran pasar masa sekarang dan masa mendatang.
Kinerja
produk yang salah, seringkali produk baru tidak berfungsi seperti apa yang
disebutkan yang disebabkan terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba
produk.
Usaha
penjualan dan pemsaran yang tidak efektif, hasil yang buruk sering menunjukan
usaha promosi yang salah arah dan tidak memadai dan kurangnya kemampuan
memecahkan masalah yang ada dalam penjualan, pelayanan atau kedekatan dengan
pasar.
Tidak
didasarinya tekanan persaingan, usaha baru sering gagal karena wirausahawan
tidak memperhitungkan reaksi yang dilakukan pesaing. Seperti potongan harga
yang tinggi dan diskon pada khusus pengecer.
Keusangan
produk yang terlalu cepat, daur hidup dari produk baru cenderung menjadi
semakin pendek, pada banyka industri kemajuan teknologi demikian cepat sehingga
produk baru cepat menjadi usang.
Waktu
memulai usaha baru yang tidak tepat, pemilihan wwaktu yang tidak tepat untuk
meluncurkan usaha baru sering menyebabkan kegagalan komersial
BAB III
PENUTUP
Ada tiga cara yang dapat
dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha yaitu :
1. Merintis usaha baru : yaitu membentuk dan
mendirikan usaha baru yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide,organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying)
yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis atau
diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang
sudah ada.
3. Kerjasama Manajemen (Frachising) :
kerjasama antara franchisee dengan franchisor /parent company. Kerjasama ini
biasanya: pemilihan tempat, rencana bangunan, peralatan, pengendalian kualitas,
riset.
Menurut hasil survey yang
dilakukan oleh Peggy Lambing(2000; 90): Sekitar 43% responden mendapatkan ide
bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan
atau tempat-tempat profesional lainnya.
Ada 2 pendekatan utama yang
digunakan wirausaha untuk mencari peluang :
a. Pertama, Inside out (idea generation)
adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan
usaha.
b. Kedua, pendekatan outside in, atau
opportunity recognition, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa
kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar
[1] http://kerajaanberbagi.blogspot.com/2012/06/merintis-usaha-baru-dan-pengembangannya.html
[2] http://muhammadghazali.wordpress.com/2008/04/18/merintis-usaha-baru-dan-model-pengembangannya/
[3] http://pend-ekonomi.blogspot.com/2012/07/strategi-kewirausahaan-menghasilkan-dan.html
[4] http://kewirausahaan-universitas.blogspot.com/2011/10/evaluasi-peluang-usaha-baru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar