Translate

Rabu, 14 November 2012

PENGEMBANGAN DAN PELATHAN KARYAWAN

BAB I
PENDAHULUAN

Pengembangan adalah fungsi operasional kedua dari manajemen personalia, pengembangan karyawan perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan karyawan.
Meskipun para karyawan baru telah menjalani orientasi yang komprehensif, mereka jarang melaksanakan pekerjaan dengan memuaskan. Mereka harus dilatih dan dikembangkan dalam bidang tugas-tugas tertentu. Begitu pula, para karyawan lama yang telah berpengalaman mungkin memerlukan latihan untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan kerja yang jelek atau untuk mempelajari keterampilan-keterampilan baru yang akan meningkatkan prestasi kerja mereka.
Latihan dan pengembangan mempunyai berbagai manfaat karier jangka panjang yang membantu karyawan untuk tanggung jawab lebih besar diwaktu yang akan datang. Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga organisasi dan hubungan manusiawi dan kelompok kerja, dan bahkan bagi Negara.

 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Latihan dan Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Menurut Andrew F. Sikula, pengembangan mengacu kepada masalah staf dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan mana manajer balajar pengetahuan konseptusal dsn teoretis untuk tujuan umum.sedangkan latihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedeur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Dr. Jan Bella, Pendidikan dan latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun menejerial. Dan menurut Edwin B. Fillo,latihan adalah merupakan suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang karyawan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.[1]

B.     Jenis-jenis Pengembangan
Jenis pengembangan dikelompokkan atas dua bagia yaitu:
a.       Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengam mempelajari buku-buku literature yag ada hubungannya denga pekerjaan atau jabatannya. Pengembangan seperti informal menunjukkan bahwa karyawantersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena prestasi kerja karyawan semakin besar, disamping efisiensi dan produktivitasnya semakin baik.
b.      Pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan. Pengembangan secara formal dilakukan perusahaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa datang, yang sifatnya nonkarier atau peningkatan karier seorang karyawan.

C.    Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan pada hakikatnya menyangkut hal-hal berikut:
1.      Produktivitas Kerja
2.      Efisiensi
3.      Kerusakan
4.      Kecelakaan
5.      Pelayanan
6.      Moral
7.      Karier
8.      Konseptual
9.      Kepemimpinan
10.  Balas jasa
11.  Konsumen.[2]

D.    Langkah-langkah Proses Pelatihan dan Pengembangan
1.      Analisis kebutuhan
2.      Merencankan instruksi
3.      Langkah validasi
4.      Menerapkan program yang telah dprogramkan
5.      Evaluasi[3]

E.     Metode-metode Pengembangan dan Pelatihan
Metode pengembangan dan Pelatihan terdiri atas dua, yaitu:            [4]
1. On The Job Training
a.       Job Rotation. Metode ini dimaksudkan bahwa dengan berganti jabatan dari satu jabatan atau jenis jabatan satu kejabatan lain akan menambah atau memperkaya pengalaman serta dapat mengenal bermacam-macam variasi problem yang dihadapi. Kelemahan yang ada pada metode ini adalah sering kali peserta pelatihan melakukan jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya sendiri dan seringkali tidak berhubungan. Jenis pelatihan ini sudah jarang digunakan dan walaupun digunakan hanya terbatas pada bidang-bidang pekerjaan yang sejenis atau berhubungan.
b.      Magang. Program magang dirancang untuk tingkat keahlian yang lebih tinggi, leih cenderung kepada pendidikan.
c.       Intership. Mirip dengan magang namun program ini bersifat sementara. Intership memberikan individu pengalaman pada pekerjaan tertentu
2. Off the job Training
a.       Studi Kepustakaan. Metode pelatihan dengan menggunakan bahan-bahan bacaan yang ada atau laporan-laporan penelitian yang diharapkan dapat menambah pengetahuan peserta latihan. Metode ini adalah metode yang paling tua namun tetap dipakai hingga saat ini walaupun hanya sebagai pendamping.
b.      Diskusi, Dalam metode ini melibatkan semua peserta untuk aktif dalam pembicaraan / pemecahan problem-problem yang didiskusikan. Para peserta dalam diskusi ini diharapkan dapat mengembangkan leadership, kerjasama, dan komunikasi yang efektif.
c.       Dinamika Kelompok. Merupakan perkembangan dari teknik simulasi atau role playing. Dalam dinamika kelompok, peserta dilatih untuk lebih peka terhadap dinamika tingkah laku kelompok. Dinamika yang dimaksud antara lain : komunikasi, konflik, penolakan-penolakan, perubahan tingkah laku serta kekuasaan dan kebersamaan. Selanjutnya dengan kepekaan dan penghayatan terhadap behavior yang ada akan sangat membantu dalam memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok.
d.      Role Playing. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk memainkan sebuah peran atau lebih dan pada akhir permainan semua peserta diminta untuk menilai peran yang telah dimainkan sehingga dapat diketahui kekurangan maupun kelebihannya. Didalam role playing terdapat simulasi yang berarti suatu teknik dimana peserta diajak seolah-olah menghadapi suatu kenyataan dan harus mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dalam waktu yang terbatas.
e.       Multiple Technic. Merupakan pelatihan campuran yang dimaksudkan untuk mengatasi kekurangan yang ada pada teknik lainnya serta mencapai efektifitas latihan yang tinggi. Formulasi teknik latihan ini dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan latihan.[5]
Pelaksanaan pengembangan ( training dan education ) didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan.[6]
a)      Metode-metode Latihan atau Training
Menurut Andrew F. Sikula metode-metode pelatihan meliputi:
1.      On the job
Teknik on the job merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervise langsung seorang pelatih yang berpengalaman.[7] Para peserta latihan langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaaan dibawah bimbingan seorang pengawas.
2.      Simulation
Simulasi merupakan situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja. Simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpainya.
3.      Classroom Methods
Metode pertemuan dalam kelas meliputi lecture, conference, programmed instruction, metode studi kasus, role playing, metode diskusi, dan metode seminar.
4.      Apprenticeship
Metode ini adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukangan sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek pekerjaannya.
5.      Demonstration and Example
Demonstration and Example adalah metode latihan yang digunakan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-contohatau percobaan yang didemostrasikan.
6.      Vestibule
Adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel tyang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industry untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan tersebut.
b)      Metode Pendidikan (Education Method)
Metode pendidikan (education) menurut Andrew F. Sikula ( 1981 : 243-274 ) adalah sebagai berikut:
a. Training methods atau classroom methods
b. Understudies
c. Job rotation and planned progression
d. Coaching – counseling
e. Junior board of executive or multiple management
f. Committee assignment
g. Business games
h. Sensitivity training
i. Other development method.
c).  Tolok Ukur Metode Pengembangan.
Indikator-indikator yang diukur dari metode pengembangan yang diterapkan antara lain sebagai berikut:
a. Prestasi kerja karyawan
b. Kedisiplinan karyawan
c. Absensi karyawan
d. Tingkat kerusakan produksi, alat, dan mesin-mesin
e. Tingkat kecelakaan karyawan
f. Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga, dan waktu.
g. Tingkat kerjasama karyawan.
h. Tingkat upah insentif karyawan
i. Prakarsa karyawan
j. Kepemimpinan dan keputusan manajer.
d).  Kendala – kendala Pengembangan
Yang menjadi kendala dalam pengembangan, yaitu:
a. Peserta
b. Pelatih atau instruktur
c. Fasilitas pengembangan
d. Kurikulum
e. Dana pengembangan

F.     Manfaat pelatihan dan pengembangan
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata dari program pelatihan dan pengembangan adalah:
1.      Manfaat Umum
a.       Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
b.      Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang dapat diterima
c.       Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
d.      Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
e.       Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
f.       Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
2.      Manfaat Bagi Perusahaan
a.       Mengarahkan kemampulabaan dan atau lebih bersikap positif terhadap orientasi pada keuntungan
b.      Memperbaiki pengetahuan dan keterampilan pada semua tingkat perusahaan
c.       Membantu orang mengidentifikasi tujuan perusahaan
d.      Membantu menciptakan citra perusahaan yang lebih baik
e.       Memperbaiki hubungan antara atasan dan bawahan
3.      Manfaat bagi individual
a.       Membantu individu dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan pemecahan masalah yang efektif.
b.      Melalui pelatihan dan pengembangan, perubah motivasi dari pengakuan, prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab, dan kemajuan diinternalisasikan dan dilaksanakan.
c.       Membantu dalam mendorong dan mencapai pengembangan dan kepercayaan diri.
d.      Membantu seseorang dalam mengatasi stress, tensi, kekecewaan dan konflik.
e.       Menyediakan informasi untuk memperbaiki pengetahuan kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi dan sikap.
4.      Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan
a.       Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual
b.      Membantu dalam orientasi untuk karyawan baru dan mendapatkan pekerjaan baru melalui pengalihan atau promosi
c.       Menyediakan informasi tentang kesempatan yang sama dan kegiatan yang disepakati
d.      Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal
e.       Memperbaiki kebijakan, aturan dan regulasi perusahaan yang dapat dilaksanakan[8]

 BAB III
PENUTUP

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Prinsip pengembangan adalah peningkatan kualitas dan kemampuan bekerja karyawan.
Jenis-jenis pengembangan di kelompokan atas 2 ( dua ), yaitu:
a. Pengembangan secara informal
b. Pengembangan secara formal
Pelaksanaan pengembangan ( training dan education ) didasarkan pada metode-metode yang telah ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan. Dalam program pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses, waktu, dan metode pelaksanaannya.




Daftar Pustaka

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: PT Intan Sejati Klaten.

P. Malayu S. Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta:PT. Bumi Aksara.



                                                                                                      


[1] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2010), hlm. 69.
[2] Ibid., hlm. 70.
[3] Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kesepuluh Jilid 1, (Jakarta: PT Intan Sejati Klaten. 2006), hlm. 281.
[4] Ibid., hlm. 285.
[6] Malayu S.P. Hasibuan, Op-Cit., hlm. 77.
[7] T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hlm. 112

Tidak ada komentar:

Posting Komentar