MANAJEMEN ORGANISASI
A. Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan
yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.
2.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
3.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi organik dari manajemen dan
ditempatkan sebagai fungsi kedua setelah perencanaan (planning). Dengan
demikian, antara organisasi dan pengorganisasian memiliki pengertian yang
berbeda.
James L. Gibson c.s., sebagaimana yang dikutip oleh Winardi,
berpendapat bahwa: “…organisasi-organisasi merupakan entitas-entitas yang
memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin
dilaksanakan oleh individu-individu yang bertidak secara sendiri”
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)
dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi
juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
Azas-azas Organisasi adalah:
a.
Pembagian kerja
b.
Asas wewenang dan tanggungjawab
c.
Disiplin
d.
Kesatuan perintah
e.
Kesatuan arah
f.
Asas kepentingan umum
g.
Pemberian janji yang wajar
h.
Pemusatan wewenang
i.
Rantai berkala
j.
Asas keteraturan
k.
Asas keadilan
l.
Kestabilan masa jabatan
m.
Inisiatif
n.
Asas kesatuan
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1.
Organisasi Garis
Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu
organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta
spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
Kebaikannya :
a.
Kesatuan komando terjamin sepenuhnya
karena pimpinan berada pada satu tangan.
b.
Garis komando berjalan secara
tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.
c.
Proses pengambilan keputusan
cepat.
d.
Karyawan yang memiliki kecakapan
yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin
dan malas.
Rasa solidaritas tinggi.
Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a.
Seluruh organisasi tergantung pada
satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi
akan terancam kehancuran.
b.
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak
secara otokratis.
c.
Kesempatan karyawan untuk
berkembang terbatas.
2.
Organisasi Garis dan Staf
Kebaikannya :
a.
Dapat digunakan dalam organisasi
yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan.
b.
Terdapatnya pembagian tugas antara
pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adaya staf ahli.
c.
Bakat yang berbeda yang dimiliki
oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesiali-sasi.
d.
Prinsip penempatan orang yang tepat
pada posisi yang tepat pula.
e.
Pengambilan keputusan dapat cepat
walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi, karena pimpinan masih dalam
satu tangan.
f.
Koordinasi lebih baik karena
adanya pembagian tugas yang terperinci.
g.
Semangat kerja bertambah besar
karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahannya :
a.
Rasa solidaritas menjadi
berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal
b.
Perintah-perintah menjadi kabur
dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi adanya
perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
c.
Kesatuan komando berkurang.
d.
Koordinasi kurang baik pada
tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan tugas.
3.
Organisasi Fungsional
Kebaikannya :
a.
Pembidangan tugas menjadi lebih
jelas.
b.
Spesialisasi karyawan lebih
efektif dan dikembangkan.
c.
Solidaritas kerja, semangat kerja
karyawan tinggi.
d.
Koordinasi berjalan lancar dan
tertib.
Kelemahannya :
a.
Karyawan terlalu memperhatikan
bidang spesialisasi sendiri saja
b.
Koordinasi menyeluruh sukar
dilaksanakan.
c.
Menimbulkan rasa kelompok yang
sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering timbul konflik.
4.
Organisasi Panitia
Kebaikannya :
a.
Segala keputusan dipertimbangkan
masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci.
b.
Kemungkinan pimpinan bertindak
otoriter sangat kecil.
c.
Koordinasi kerja telah dibahas oleh
suatu team.
Kelemahannya :
a.
Proses pengambilan keputusan
memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat pelaksanaan tugas.
b.
Tanggung jawabnya tidak jelas,
karena tanggung jawabnya sama.
c.
Kreatifitas karyawan terhambat dan
sukar untuk dikembangkan, karena faktor kreatifitas lebih dipentingkan.
B.
Motivasi
Motif seringkali diartikan dengan istilah
dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk
berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia
untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan motivasi
(niat).
Dari segi etimologi motivasi berasal dari
kata motivation yang berarti pengalasan, daya batin, dorongan, motivasi.
Sedangkan menurut terminologi adalah dorongan atau kekuatan dari seseorang
untuk melakukan sesuatu.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri
sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu
dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu :
a.
Faktor Internal;
faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdapat dalam teori Maslow dan
McClelland (motif berprestasi), terdiri atas:
- Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
- Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
- Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
- Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
- Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b.
Faktor Eksternal;
faktor yang berasal dari luar diri individu, ada dalam teori Mc Gregor dan
Herzberg, terdiri atas:
- Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
- Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
- Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
- Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
C.
Kepemimpinan
Kepemimpinan secara etimologi berakar kata dari pemimpin yang artinya
mengetahui, atau mengepalai, melatih. Sedangkan secara terminologi kepemimpinan
dapat diartikan sebagai satu keadaan dimana satu individu melakukan satu
pengaruh pada individu atau kelompok orang untuk melakukan satu tindakan sesuai
dengan kesepakatan.
Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini
mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi
agar dapat bersaing secara baik.
konsep penting dalam definisi kepemimpinan yaitu:
a.
kepemimpinan merupakan sebuah
proses;
b.
kepemimpinan melibatkan pengaruh;
c.
kepemimpinan
muncul di dalam kelompok;
d.
kepemimpinan melibatkan tujuan
bersama.
Peter
G. Northouse membagi pendekatan kepemimpinan menjadi:
1.
Pendekatan Sifat (Trait);
2.
Pendekatan Keahlian (Skill);
3.
Pendekatan Gaya (Style);
4.
Pendekatan Situasional;
5.
Pendekatan Kontijensi;
6.
Teori Path-Goal;
7.
Teori Pertukaran Leader-Member;
8.
Pendekatan Transformasional;
9.
Pendekatan Otentik;
10. Pendekatan Tim;
11. Pendekatan Psikodinamik.
D.
Konflik dalam Organisasi
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik organisasi secara umum ada
dua macam. Pertama konflik eksternal, yakni bekaitan dengan hubungan organisasi
dan lingkunganya. Kedua adalah konflik internal, yakni
permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam organisasi. Beberapa ahli
organisasi berpendapat bahwa konflik internal meliputi konflik yang terjadi di
dalam diri individu, konflik antar individu yang dipimpin, konflik antara individu
yang dipimpin dan organisasi, konflik antara pemimpin dan yang dipimpin, serta
konflik antara pemimpin dengan organisasi
Konflik yang terjadi dalam
masyarakat ata dalam sebuah organisasi dapat bermanifestasi dalam berbagai
bentuk atau cara :
a. Perselisihan (Dispute): bagi
kebanyakan orang awam, kata konflik biasanya diasosiasikan dengan “dispute”
yaitu “perselisihan” tetapi, dalam konteks ilmu perilaku organisasi,
“perselisihan” sebenarnya sudah merupakan salah satu dari banyak bentuk produk
dari konflik.Dispute atau perselisihan adalah salah satu produk konflik yang
paling mudah terlihat dan dapat berbentuk protes (grievances), tindakan
indispliner, keluhan (complaints), unjuk rasa ramai-ramai, tindakan pemaksaan
(pemblokiran, penyanderaan, dsb.), tuntutan ataupun masih bersifat ancaman atau
pemogokan baik antara fihak internal organisasi ataupun dengan fihak luar
adalah tanda-tanda konflik yang tidak terselesaikan.
b. Kompetisi (persaingan) yang tidak
sehat. Persaingan sebenarnya tidak sama dengan konflik. Persaingan seperti
misalnya dalam pertandingan atletik mengikuti aturan main yang jelas dan ketat.
Semua pihak yang bersaing berusaha memperoleh apa yang diinginkan tanpa di
jegal oleh pihak lain. Adanya persaingan yang sangat keras dengan wasit yang
tegas dan adil, yang dapat menjurus kepada perilaku dan tindakan yang bersifat
menjegal yang lain.
c. Sabotase adalah salah satu bentuk
produk konflik yang tidak dapat diduga sebelumnya. Sabotase seringkali
digunakan dalam permainan politik dalam internal organisasi atau dengan pihak
eksternal yang dapat menjebak pihak lain. Misalnya saja satu pihak mengatakan
tidak apa-ap, tidak mengeluh, tetapi tiba-tiba mengajukan tuntutan ganti rugi
miliaran rupiah melalui pengadilan.
d. Insfisiensi/Produktivitas Yang
Rendah. Apa yang terjadi adalah salah satu fihak (biasanya fihak pekerja)
dengan sengaja melakukan tindakan-tindakan yang berakibat menurunkan
produktivitas dengan cara memperlambat kerja (slow-down), mengurangi output,
melambatkan pengiriman, dll. Ini adalah salah satu dari bentuk konflik yang
tersembunyi (hidden conflic) dimana salah satu fihak menunjukan sikapnya secara
tidak terbuka.
e. Penurunan Moril (Low Morale).
Penurunan moril dicerminkan dalam menurunnya gairah kerja, meningkatnya tingkat
kemangkiran, sakit, penurunan moril adalah juga merupakan salah satu dari
produk konflik tersembunyi dalam situasi ini salah satu fihak, biasanya
pekerja, merasa takut untuk secara terang-terangan untuk memprotes fihak lain
sehingga elakukan tindakan-tindakan tersembunyi pula.
f. Menahan/Menyembunyikan Informasi. Dalam
banyak organisasi informasi adalah salah satu sumberdaya yang sangat penting
dan identik dengan kekuasaan (power). Dengan demikian maka
penahanan/penyembunyian informasi adalah identik dengan kemampuan mengendalikan
kekuasaan tersebut. tindakan-tindakan seperti ini menunjukkan adanya konflik
tersembunyi dan ketidak percayaan (distrust).
Macam-Macam Konflik:
1. Konflik individu dengan individu
Konflik
semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan
dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun
antara individu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
2. Konflik individu dengan kelompok
Konflik
semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara
individu karyawan dengan kelompok pimpinan.
3. Konflik kelompok dengan kelompok
Ini bisa
terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan
dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara
kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
Strategi Penyelesaian
Konflik menggunakan
5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
a.
Kompetisi
Penyelesaian
konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain.
Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
b.
Akomodasi
Penyelesaian
konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan
keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan
tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
c.
Sharing
Suatu
pendekatan penyelesaian kompromistis antara dominasi kelompok dan kelompok
damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok
berpikiran moderat, tidak lengkap, tetapi memuaskan.
d.
Kolaborasi
Bentuk usaha
penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah
pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan
integrasi dari kedua pihak.
e.
Penghindaran
Menyangkut
ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan
kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
E.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan adalah memilih satu atau lebih di antara sekian
banyak alternatif keputusan. Dapat dikatakan juga sebagai proses memilih suatu
alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Dalam
dunia manajemen atau dalam kehidupan organisasi, baik swasta maupun pemerintah,
proses atau seri tindakan itu lebih banyak tampak dalam berbagai diskusi. Salah
satu komponen terpenting dari proses pembuatan keputusan ialah kegiatan
pengumpulan informasi dari mana suatu apresiasi mengenai situasi keputusan
dapat dibuat.
Menurut Drucker, 1990, Pengambilan keputusan merupakan tindakan
pemilihan dari satu atau lebih kemungkinan, namun ini hampir tidak merupakan
pemilihan antara yang benar dan yang salah, tetapi justru sering terjadi ialah
pilihan antara yang hampir benar dan yang mungkin salah. Menurut Morgan dan
Cerullo, 1984, keputusan sebagai sebuah kesempatan yang dicapai sesudah
dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih,
sementara yang lain dikesampingkan, melalui pertimbangan dilakukan analisis
untuk beberapa kemungkinan atau alternatif, sesudah itu dipilih satu
diantaranya.
Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
terdiri dari :
·
Keputusan Strategis
Yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
·
Keputusan Taktis
Keputusan yang diambil oleh manajement menengah.
·
Keputusan Operasional
Keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Dalam proses pengambilan keputusan ada
beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1.
Kewenangan Tanpa Diskusi
(Authority Rule Without Discussion)
Metode
pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin
otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa
keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini
cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan
berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi
untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
2.
Pendapat Ahli (expert
opinion)
Kadang-kadang
seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli
(expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk
membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik,
apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang
benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota
lainnya.
3.
Kewenangan Setelah Diskusi
(authority rule after discussion)
Sifat
otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini
pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui
metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya
disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan
keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu
meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan
dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan,
kelompok masih berpengaruh.
Metode
pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota
organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.
Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa
pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan (consensus)
Kesepakatan
atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan,
yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting
khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Salah satu cara mendapatkan pemetaan terhadap permasalahan yang ada dan
alternative penyelesaiaannya adalah dengan menggunakan analisa SWOT (Strenghts,
Weaknesses, Threats, Oportunities). Dengan menggunakan analisa SWOT, pemimpin
dapat memetakan persoalan dan menganalisa kelemahan, kekuatan, peluang dan
ancaman secara sistematis sehingga dapat melakukan pemikiran yang sistematis
dan terarah dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
F.
Komunikasi
Komunikasi diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau
informasi seseorang ke orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak hanya
berupa kata-kata yang disampaikan seseorang tapi mempunyai pengertian yang
lebih luas seperti ekpresi wajah, intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut
rantai pertukaran informasi. Hal ini mengandung unsur-unsur 1) sebagai kegiatan
untuk seseorang mengerti, 2) sebagai sarana pengendalian informasi 3) sebagai
system bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.
Proses Komunikasi yaitu:
1.
Pengkodean ( Encoding ) pengiriman
mengkodean informasi yang akan disampaikan diterjemahkan ke dalam simbol atau
isyarat yang biasanya dalam bentuk kata-kata agar orang lain mengerti tentang
informasi yang disampaikannya.
2.
Pesan ( Message ) pesan dapat
dalam segala bentuk yang biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau
lebih dari indra penerima, misalnya pidato dapat di dengar dan jika tertulis
dapat di baca, isyarat dapat dilihat atau dirasakan.
3.
Saluran ( Channel ) adalah cara
mentrasmisikan ( menyampaikan ) pesan, misalnya kertas untuk surat, udara untuk
kata-kata yang diucapkan. Agar komunikasi dapat efektif dan efisien. Saluran (
media ) harus sesuai untuk pesan.
4.
Penerima ( Recaiver ) adalah orang
yang menafsirkan pesan dari penerima, jika pesan tidak sampai kepada penerima.
Komunikasi tidak terjadi.
5.
Penafsiran Kode ( Decoding )
adalah proses dimana penerima mentafsirkan pesan dan menterjemahkannya menjadi
informasi yang berarti baginya. Semakin tepat penafsiran penerima terhadap
pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, makin efektif komunikasi yang terjadi.
6.
Umpan Balik ( Feedback ) adalah
pembalik dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap komunikasi pengirim
dinyatakan. Karena penerima menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat
langkah yang sama seperti semula. Semakin cepat umpat balik semakin efektif
dalam komunikasi.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan beberapa cara yaitu
kesadaran akan kebutuhan komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan balik.
Komunikasi umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam organisasi. Dalam hal ini para manajer harus aktif. Penggunaan manajemen partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara baik meningkatkan efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan balik.
Komunikasi umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam organisasi. Dalam hal ini para manajer harus aktif. Penggunaan manajemen partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara baik meningkatkan efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan balik.